JAKARTA, TitiNOL - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq, mengenang ketika dirinya menjadi santri di pondok pesantren Baitul Arqom di daerah Bandung Selatan, Jawa Barat.
Maman mengakui, jika dirinya tidak betah saat menjadi santri selama enam bulan di pondok pesantren tersebut. Namun, dengan metode pendidikan yang diterapkan akhirnya ia lulus menjadi santri.
"Enam bulan saya tidak betah di pesantren sama seperti yang lain. Tetapi para kiyai memperlakukan kami seperti putranya sendiri. Yang tidak betah disuruh melupakan ketidakbetahannya, disuruh olahraga, berenang di kali citarum hingga kami betah," ujar Maman kepada TitikNOL, Jakarta, Sabtu (22/10/2016).
Lanjut Maman, ketika ia mondok di pesantren diberikan pendidikan seperti sekolah formal lainnya, dengan mempelajari bahasa Inggris dan bahasa Arab.
Tak hanya itu, Maman saat ini aktif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Peristwa yang paling dikenangnya ketika baju-baju miliknya beserta baju milik temannya hanyut di sungai Citarum.
"Setiap hari Jumat kami libur, saya sengaja mencuci baju di sungai Citarum, di atas batu-batu. Nah, saat kami sholat Jumat ada hujan besar, kami tidak bisa meninggalkan sholat dan selesai sholat kami langsung ke sungai, ternyata baju kami hanyut semua," tandas Maman sambil ketawa mengenang masa kecilnya. (Bara/red)