Minggu, 6 Oktober 2024

Tantangan Bonus Demografi: SDM Indonesia Butuh Peningkatan Kompetensi

SERANG, TitikNOL - Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah mengungkapkan saat ini tenaga kerja di Indonesia butuh peningkatan kompetensi untuk bisa bersaing dengan negara lain.

Hal itu ia katakan saat acara Inaguration of school operation BLK Maritim di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Serang, Rabu (18/10).

"Tingkat pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi oleh lulusan SMP ke bawah, sehingga angkatan kerja Indonesia sangat membutuhkan peningkatan kompetensi melalui pelatihan vokasi," katanya.

Ida menuturkan, Indonesia saat ini sedang mengalami masa bonus demografi, yaitu kondisi dimana penduduk usia produktif berusia 15 sampai 64 tahun lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif.

"Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa," tuturnya.

Agar Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi tersebut, kata Ida, maka ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang melimpah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM dalam menghadapi perubahan pasar tenaga kerja.

"Berdasarkan data Sakernas bulan Februari 2023, jumlah penduduk usia kerja sebanyak 211,59 juta orang, di mana 146,62 juta orang merupakan angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja, sebanyak 5,45% merupakan penganggur," ucapnya.

Ia mengatakan, tantangan di sektor ketenagakerjaan saat ini bukan hanya di jumlah penganggur terbuka, tapi juga masih rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja.

"Dalam mempercepat menjawab segala masalah di sektor ketenagakerjaan, dan salah satunya dalam rangka meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan mengeluarkan kebijakan 9 langkah terobosan untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan," katanya.

Dirinya optimis, dengan adanya Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas sebagai pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja di Serang bisa berdaya saing baik di tingkat nasional maupun internasional.

BBPVP Serang, lanjut Ida, harus bermitra dengan industri agar lulusan pelatihan dari BPVP tidak hanya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri tetapi juga berperan aktif dalam membantu penempatan di dunia industri.

"Saya berharap MoU yang telah ditandatangani benar-benar dapat diimplementasikan dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan SDM khususnya di seluruh wilayah Provinsi Banten," katanya.

Di tempat yang sama, Duta besar Austria untuk Indonesia Thomas Loidl mengatakan Austria dan Indonesia akan terus bersinergi untuk meningkatkan kelemahan Indonesia dalam sumberdaya manusia.

"Tahun depan hubungan diplomatik Indonesia dan Austria akan merayakan ke 70 tahun. Ini waktu yang lama. Bertahun-tahun kita bekerja sama dengan sangat baik. Hari ini kita mengurangi kelemahan menjadi kerja sama yang bagus," ucapnya.

Thomas Loidl menuturkan, saat ini target program yang dicanangkan Indonesia dan Austria yaitu pendidikan dalam pengelasan dan kelistrikan.

"Kita membuka lebih banyak kesempatan di pasar kerja di Banten. Pelatihan dan keuangan dari program ini didukung dengan project pinjaman dana dari pemerintah Austria," tuturnya. (M/TN)

Komentar