TitikNOL - Edward III adalah salah satu penguasa Inggris yang paling sukses pada Abad Pertengahan. Ia berkuasa selama 50 tahun dan membuat Inggris sebagai kekuatan militer terkuat di Eropa.
Edward dinobatkan ketika berumur 14 tahun, setelah ayahnya dipaksa untuk mengundurkan diri. Setelah kemenangannya melawan Skotlandia, ia menyatakan dirinya sebagai pewaris tahta Perancis pada tahun 1337 dan memulai Perang Seratus Tahun.
Perang ini berjalan sangat baik untuk Inggris, kemenangannya dalam Pertempuran Crecy dan Pertempuran Poitiers mengarah kepada Perjanjian Bretigny dan ia memperoleh banyak wilayah. Semakin tua, ia menjadi kurang aktif dan kesehatannya memburuk.
Lalu, karena ‘eforia’ kemenangan dalam peperangan serta kemewahan istana, akhirnya si Edward III mulai lepas kontrol dan ini banyak mendapat protes dari kalangan pejabat istana serta teman teman seperjuangannya dulu.
Bahkan, istrinya '’Philippe’ tidak dihiraukannya, prilakunya menjadi jadi, ia lebih tertarik hidup dengan kekasihnya ‘Alice Perrers’ padahal si Alice juga punya niat negatif yaitu ingin mengambil tahta dan menguras kekayaannya.
Inilah yang banyak di protes oleh kalangan penasihat istana, kemudian tanah tanah di Prancis banyak yang terlepas dari Inggris, satu demi satu, akibat dari sang raja yang tidak konsisten lagi.
Saat masih berkuasa, Edward juga mendirikan Ordo Garter, serta mengembangkan legislatif dan pemerintah. Namun selama pemerintahannya sedang terjadi Wabah Hitam. (Net/Rif)