CILEGON, TitikNOL - Rosdiah (36) warga Jombang Kali, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, terpaksa mengemis di Lampu Merah Alun-alun Kota Cilegon. Hal itu diakuinya dilakukan, demi mewujudkan mimpi anak sambunganya, Suci Ajeng Mulia (16), yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA sederajat.
Tidak hanya di Lampu Merah Alun-alun, Rosdiah juga mengemis di Simpang Empat Damkar, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon.
Di tengah kepadatan lalu lintas di Kota Cilegon, Rosdiah terpaksa harus meminta-minta kepada pengendara yang melintas demi untuk membiayai sekolah anaknya yang akan masuk ke tingkat SMA.
Rosdiah yang ditemani suaminya Gita Bahari (61) berharap belas kasihan dari pengguna jalan. Di leher Rosdiah terkalung spanduk dengan tulisan "Buk/Pak mohon bantuan seikhlasnya untuk biaya anak daftar sekolah SMK, terima kasih".
Saat ditemui di Taman Geger Cilegon, Rosdiah menjelaskan, jika ia baru kali ini mengemis di jalan. Aksi itu terpaksa ia dilakukan demi sang anak, supaya bisa terus mengenyam pendidikan setelah lulus dari Madrasah Tsanawiyah (Mts) di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang.
Di tempat yang sama, Gita Bahari (61) mengaku tinggal Kelurahan Ramanuju, Kecamatan Purwakarta atau tidak jauh dari kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon.
“Saya sekarang tinggalnya di deket hotel Cilegon City, ada lapak kunci duplikat, kalau (alamat) KTP masih di Jombang Kali,” jelasnya.
Gita menjelaskan, akibat kesulitan ekonomi, Suci anaknya selama ini tinggal bersama neneknya. Untuk menebus ijazah MTs pun mendapatkan kiriman dari saudaranya.
“Saya bingung mau lanjutkan sekolah dimana, gimana keinginan anak saya saja,” tuturnya.
Gita mengungkapkan, upaya mengemis dilakukan hanya untuk mendaftar sekolah saja. Jika sudah berhasil mendaftar, ia dan istrinya pun akan berhenti mengemis.
Aksi yang dilakukan oleh Rosdiah dan Gita Bahari menarik perhatian anggota DPRD Kota Cilegon Faturohmi saat melintas di Lampu Merah Alun-alun Kota Cilegon.
Politisi Partai Gerindra itu mengaku prihatin melihat tulisan yang menyatakan jika aksi ngemis itu untuk biaya daftar sekolah SMK.
“Saya tanyakan kenapa sampai bisa melakukan hal demikian, sementara di kota Cilegon banyak sekali sekolah termasuk SMA,” kata Faturohmi.
Setelah mengetahui alasannya, Faturohmi mengaku memberi bantuan alakadar, selain itu ia pun akan menindaklanjuti dengan pemerintah daerah.
“Saya akan berbicara dengan pemerintah daerah, ya untuk bagaimana hal-hal yang seperti ini bisa diminimalisir. Kedua, mendapat perhatian dari pemerintah daerah meskipun kewenangan di jenjang SMA itu kewenangan provinsi, tetapi saya yakin pemerintah kota Cilegon bisa menindak lanjuti dan mencari solusi yang terbaik," imbuhnya. (Ardi/TN1)