Rabu, 19 Februari 2025

Dianggap Berlebihan, Petugas Keamanan Pelabuhan KBS Diprotes Agen Pelayaran

Agen pelayaran dan pengangkutan niaga yang tergabung dalam INSA Banten, saat menggelar rapat rutin di Restoran Bintang Lagunan Cilegon. (Foto: TitikNOL)
Agen pelayaran dan pengangkutan niaga yang tergabung dalam INSA Banten, saat menggelar rapat rutin di Restoran Bintang Lagunan Cilegon. (Foto: TitikNOL)

CILEGON, TitikNOL - Puluhan agen pelayaran dan pengangkutan niaga yang tergabung dalam Indonesian National Shipowners Association (INSA) Banten, memprotes pengamanan petugas securty di Pelabuhan Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang dianggap terlalu berlebihan.

"Tindakan pengamanan yang terlalu berlebihan ini telah menggangu kru kapal yang merasa tidak nyaman. Pasalnya, operasional kapal yang tengah bersandar di pelabuhan KBS menjadi tergaganggu," ungkap Manager Operasinal di PT Tri Elang Jaya Maritim Dede Maulana, di sela rapat rutin INSA Banten di Restoran Bintang Laguna Cilegon, Kamis (20/4/2017).

Dikatakan Dede, pihaknya mempertanyakan dasar pemeriksaan yang dilakukan petugas keamanan pelabuhan terhadap para kru kapal.

"Kan sebelum sandar ke dermaga semua kru kapal sudah diperiksa oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Merak dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Banten, tapi kenapa mereka (kru kapal) saat turun dari kapal dan hendak keluar dari kawasan pelabuhan diperiksa lagi oleh petugas keamanan di pos II. Bahkan barang-barang milik kru kapal seperti pasta gigi, makanan ringan hingga obat-obatan juga disita oleh petugas keamanan pelabuhan," bebernya.

Lebih lanjut Dede mengungkapkan, akibat pengamanan yang terlalu berlebihan tersebut, membuat perusahannya mengalami kerugian hingga puluhan juta, karena harus menanggung biaya penginapan hotel dan tiket pesawat para kru kapal.

"Jadi dengan adanya pemeriksaan ini membuat 5 orang kru kapal kita menjadi ketinggalan pesawat dan terpaksa harus menunggu pesawat berikutnya waktu itu," jelasnya.

Di tempat yang sama, Ketua INSA Banten Agus Sutanto mengaku jika pihaknya telah tiga kali mengkomplain terkait pengamanan security secara verbal tersebut.

"Jadi kita itu sudah ketiga kalinya komplen soal sekuriti KBS, termasuk dengan melibatkan sejumlah pihak. Tapi sepertinya belum dikoordinasikan di internal mereka, makanya kejadian lagi," katanya.

Menurutnya, petugas keamanan di pelabuhan anak perusahaan PT Krakatau Steel, sudah melapaui kewenangan sebagai penjaga insfrastruktur di pelabuhan berskala internasional tersebut.

"Mereka telah menyita barang milik kru kapal seperti obat sampai pasta gigi, terus tidak dikembalikan. Aneh sekali, padahal itu bukan barang milik KBS, milik kru pribadi yang dicurigai seperti maling. Sekurity ini sudah overlap. Saya juga mendapat laporan bahwa ada security sampai naik ke kapal. Kapal itu adalah sebuah negara, jadi nggak boleh orang sembarangan naik ke kapal itu. Ada aturan internasional yang harus ditempuh," terangnya.

Masih kata Agus, pihaknya yang turut berkontribusi pada pendapatan KBS akan menyikapi keluhan kalangan agen kapal tersebut.

"Kita akan silahturahmi ke Dirut KBS agar kedepan operasional kita tidak terganggu. Karena tidak dipungkiri, imbasnya adalah uang kalau operasionalnya terganggu. Kami prihatin, tetangga sebelah lebih bagus karena memperlakukan kami seperti raja. Kami minta KBS segera introspeksi lah," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Pengamanan PT KBS Makmun, mengaku pihaknya sudah bekerja sesuai dengan SOP pengamanan yang sudah diterapkan.

"Jadi kami itu memperketat pengamanan, tapi toleransi tetap kami lakukan. Contohnya kasus kemarin itu, ada sekitar lima sampai sepuluh orang asing yang keluar dari kapal, kami periksa di halte. Ada yang membawa vitamin, tapi ada juga yang membawa obat-obatan penuh satu koper. Situasi ini membuat kami curiga, apalagi tidak ada satupun surat resep dari dokter. Makanya kami mengundang dokter kesehatan di pelabuhan. Jangan salah paham, bukan kami sita, tapi untuk uji sampel di laboratorium," jelasnya.

"Intinya kalau ada anggota saya yang berlebihan, ya dicatat saja identitas dan waktunya. Tapi satu hal, kami masuk ke kapal itu wajib. Untuk meminta tandatangan kru kapal, itu adalah protap. Tapi kalau mengadakan checklist yang berlebihan, ini akan menjadi perhatian kami," tukasnya. (Ardi/red)

Komentar