Senin, 10 November 2025

SDN Pamarcian 2 Puluhan Tahun Kerap Jadi Langganan Banjir

Kadindikbud Kota Serang Ahmad Nuri saat sidak SDN Pamarican 2 Kota Serang
Kadindikbud Kota Serang Ahmad Nuri saat sidak SDN Pamarican 2 Kota Serang
SERANG, TitikNOL - Selama puluhan tahun, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pamarican 2 di Jalan Bio Banten, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, nyaris tak pernah luput dari banjir setiap hujan deras mengguyur.

Mengetahui hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, Ahmad Nuri bergerak cepat mendatangi lokasi pada Sabtu (8/11/2025).

Ahmad Nuri mengatakan, banjir yang melanda sekolah tersebut bukan hal baru. Kondisi ini telah terjadi selama puluhan tahun dan hingga kini belum tertangani secara tuntas.

“Ya, kita sidak hari Sabtu kemarin di SDN Pamarican 2. Sekolah ini sudah puluhan tahun mengalami banjir setiap kali hujan,” ujar Nuri, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (9/11/2025).

Ia menjelaskan, meskipun hujan turun dengan intensitas ringan, halaman dan ruang kelas SDN Pamarican 2 tetap tergenang air. Jika curah hujan tinggi, genangan bisa mencapai selutut hingga satu meter.

Menurut Nuri, banjir tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, posisi sekolah yang berada lebih rendah dari jalan utama. Kedua, buruknya sistem resapan air di sekitar lokasi karena terdapat kolam penangkaran ikan di belakang sekolah.

Ketiga, tidak adanya saluran drainase di bagian belakang sekolah, sementara drainase yang ada berada di posisi lebih tinggi dari area sekolah.

“Kami melakukan sidak ini untuk memastikan agar segera direncanakan solusi, supaya proses kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak terganggu,” ucapnya.

Nuri mengungkapkan, pihak sekolah khawatir jika kondisi tersebut dibiarkan, musim hujan yang berlangsung terus-menerus bisa memaksa sekolah meliburkan kegiatan belajar selama berbulan-bulan.

Ia juga menyebutkan, genangan air di lingkungan sekolah sudah mencapai ketinggian 50 hingga 60 sentimeter dan menimbulkan risiko keselamatan bagi siswa karena munculnya ular di area banjir.

“Sekarang juga sudah hampir 50 sampai 60 cm dan banyak ularnya, ini berbahaya untuk keselamatan dan kesehatan,” ujar Nuri.

Ia menyampaikan bahwa situasi ini merupakan bentuk “bencana pendidikan”, karena mengancam keberlangsungan proses belajar dan keselamatan warga sekolah.

“Jadi malah besok sekolah Senin itu didaringkan dulu, saya kira kondisi darurat, kondisi bencana ini harus di segera di ambil langkah-langkah cepat,” ucapnya.

Ia memastikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi teknis lain untuk menyiapkan penanganan jangka panjang, termasuk rencana pembangunan saluran drainase baru di sekitar kawasan sekolah.

“Kita tidak bisa biarkan situasi ini terus berulang setiap tahun. Ini sudah termasuk kondisi darurat pendidikan, jadi harus ada langkah perbaikan permanen,” tandasnya.

Komentar