SERANG, TitikNOL - Korban banjir dan tanah longsor di sekitar Anyer, Kabupaten Serang, mengkhawatirkan efek pencemaran yang dihasilkan dari industri kimia dan industri lainnya di sekitar kawasan tersebut.
Seperti diungkap Ketua RW 04 Kampung Waluran, Desa Anyer, Dani Hamdani, saat ditemui di kediamannya tepat di belakang Pasar Anyar, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (26/07) kemarin. Dia mengatakan jika akibat banjir membuat rawa yang diurug Candra asri membuat selokan meluap.
Baca juga: Jalur Wisata Tertutup Lumpur, Warga Siaga Antisipasi Bencana Susulan
"Rawa di urug sama Candra Asri, dikasih selokan kecil, air ga ketampung, ga kebuang ke laut, balik lagi ke sini. Dulu ga banjir, cuma genangan doang. Ini yang paling parah. Takut bahan kimia ikut meluap dan berdampak pada masyarakat," kata Dani.
Ia bercerita bahwa wilayahnya dikepung banjir setinggi satu meter dan menjadi kejadian terparah selama hidupnya. Hujan di wilayahnya turun pada Minggu sekitar pukul 17.00 WIB hingga Senin lalu sekitar pukul 07.00 WIB.
Lalu air masuk menggenangi rumahnya pada Senin dini hari sekitar pukul 02.00 WIB sehingga pada pukul 02.30 WIB ketinggian air mencapai setinggi pinggang orang dewasa.
"Kayanya air dari gunung, di sini ga ketampung tambaknya itu. Jadi kalau pun tambak dibuka, bakal banjir ke mana-mana. Makanya ditutup, banjir nya ke sini," tegasnya. (Meghat/dd)