LEBAK, TitikNOL - Kepala Puskesmas Cihara Hermansyah mengungkapkan riwayat perjalanan kasus pasien pertama di Kabupaten Lebak yang positif terinfeksi virus Corona.
Menurutnya, sebelum dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten sebagai pusat rujukan penanganan covid 19, pasien pernah berobat ginjal di Rumah Sakit (RS) Malingping.
"Pasien S datang ke RS Malingping awalnya dan tidak melalui Puskesmas. Dia datang sendiri ke RS malingping kemudian pasien di rujuk k RS Banten karena ada info pasien S positif covid," katanya saat dikonfirmasi, Kamis, (21/05/2020).
Ia menjelaskan, pasien merupakan seorang petani di Kecamatan Cihara. Pasien mengalami panas setelah melakukan penyemprotan hama di sawah miliknya. Hingga akhirnya dirujuk ke RSUD Banten dan dinyatakan positif virus Corona.
"Riwayat awal pasien S itu brobat ke RS Malingping karena punya riwayat ginjal. Semalam juga saya nanya ke keluarganya. Jadi pasien S itu tidak punya riwayat dari zona merah," terangnya.
Baca juga: Perdana, Satu Warga Kabupaten Lebak Positif Covid 19
Untuk memutus mata rantai, pihaknya mengaku telah melakukan rapid test kepada keluarga dan istri pasien yang kontak erat dalam kesehariannya.
"Kami sama tim Puskesmas malam kamis jam 20:00 WIB langsung ke rumahnya. Semalam juga kami langsung melakukan rapid test untuk istri dan anaknya. Hasilnya non reaktif," jelasnya.
Sementara, salah satu tenaga medis di Puskesmas Cihara yang enggan disebutkan namanya menuturkan, bahwa pasien ini pernah berkontak dengan pekerja yang di Putus Hubungan Kerja (PHK) dari zona merah.
"Kabarnya dia (pasien) datang ke rumah-rumah untuk mendata warga yang datang dari Kota, ada kemungkinan terkena saat proses pendataan," tuturnya.
Ia juga menyebutkan, sejak bulan Maret banyak perantau yang pulang Kampung akibat diberhentikan atau di rumahkan dari tempat kerja di Kota besar. Sehingga ada kemungkinan pasien tertular dari warga yang mudik.
"Yang masuk ke Cihara puluhan dari Maret sampai sekarang. Kebanyakan di PHK dari red zone di Tangerang dan Jakarta sekitarnya. Mungkin sebagian nggak ngaku kalau mereka pendatang dari Kota dan ini yang bikin kami sebagai tim medis makin beresiko," jelasnya. (SON/TN1)