CILEGON, TitikNOL - Pembangunan Unit 9 dan 10 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, saat ini masih dalam tahap pra-konstruksi.
Tahapan itu diprediksi selesai pertengahan tahun ini. Sehingga pada akhir 2018 sudah bisa dikerjakan pembangunan konstruksi unit 9 dan 10.
Koordinator Proyek Unit 9 dan 10 PLTU Suralaya, Kardi mengatakan, proyek pra-konstruksi untuk pembangunan Jalan Raya Merak-Bojonegara yang baru atau pengganti jalan lama yang terkena perluasan pembangunan Unit 9 dan 10, saat ini sudah mencapai 86 persen. Sementara, untuk pemotongan bukit sudah mencapai 55 persen.
“Kalau untuk jalan baru di Suralaya itu bulan depan kemungkinan sudah bisa dilalui, terus untuk pemotongan bukit diperkirakan selesai setelah lebaran. Kalau untuk konstruksi akhir 2018 ini,” kata Kardi kepada awak media, Rabu (2/5/2018).
Dalam tahap pra-konstruksi saat ini kata Kardi, terdapat dua pengerjaan, yakni pembuatan jalan baru dan pemotongan bukit. Sehingga nanti lanjut dia, Jalan Raya Merak-Bojonegara yang di sekitar Suralaya akan menggunakan jalan baru dan jalan lama akan ditutup.
“Nanti kalau dari arah Merak di depan Mapolair belok kanan, lewat jalan baru, jalan lama ditutup,” jelasnya.
"Untuk jalan baru ini panjangnya sekitar 1,2 kilometer,lebar 10 meter. Ini lebih lebar dari jalan lama yang hanya lebarnya 7 meter. Adapun pembuatan jalan baru ini, karena jalan lama akan menjadi bagian untuk kawasan unit 9 dan 10 PLTU Suralaya,” ungkap Kardi.
Dalam tahap I, pembangunan Unit 9 dan 10 PLTU Suralaya ini sambung Kardi, ada kegiatan pemotongan bukit. Pemotongan bukit dilakukan lantaran kebutuhan untuk pengembangan PLTU Suralaya membutuhkan lahan yang cukup luas.
“Saat ini lahan yang disiapkan untuk pengembangan unit 9 dan 10 mencapai 76 hektar,” ujarnya.
Lebih lanjut Kardi mengatakan, dalam pengerjaan pra-konstruksi tersebut, hampir mayoritas pengerjaannya menggunakan tenaga kerja lokal.
Dari konstruksi jalan yang memekerjakan 266 orang dan 191 orang di antaranya warga lokal atau sekitar 71 persen. Sementara untuk pemotongan bukit, menggunakan 412 pekerja, 265 orang di antaranya adalah warga lokal atau 64,5 persen.
“Warga lokal itu artinya warga sekitar PLTU Suralaya, ada orang Suralaya ada Lebak Gede, Salira, Merak dan Pengoreng. Jadi kalau ada kabar diluar bahwa pengerjaan penyediaan lahan untuk pembangunan unit 9 dan 10 Suralaya tidak melibatkan warga lokal, itu tidak benar, karena faktanya tidak demikian," tukasnya. (Ardi/TN1).