Jum`at, 22 November 2024

Trauma Penilaian Lomba Tidak Objektif, Festival Pesisir di Serang Disoal Nelayan

Ilustrasi. (Dok: Tribunnews)
Ilustrasi. (Dok: Tribunnews)
SERANG, TitikNOL - Rangkaian acara festival Pesisir yang tiap tahun dilaksanakan di Kecamatan Kasemen disoal para nelayan. Pasalnya, penentuan kejuaraan lomba tidak dinilai secara objektif.

Kepala kampung nelayan Karangmulya Widri mengatakan, dari tahun ke tahun setiap kampung nelayan diwajibkan mengirim 10 peserta oleh pihak panitia yang dinaungi oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Serang.

Namun dalam pelaksanaan lomba hias kapal, pihak panitia diniali tidak objektif dalam memberikan nilai. Sebab, mengaca pada tahun sebelumnya, penetapan pemenang lomba berdasarkan kedekatan dengan panitia.

"Semua ini kan diatur oleh Dinas, sementara nelayan gak bisa ngomong. Palingan kami hanya diminta untuk mencarikan perahu, 10 per kampungnya. Sedangkan acara nelayan yang sebenarnya itu gak ada tuh," katanya kepada TitikNOL, Jumat, (8/11/2019).

Dikatakan Widri, pada tahun sebelumnya ada kejanggalan ketika kampungnya pernah meraih juara pada ajang lomba tahunan tersebut. Tapi hal itu dianulir oleh panitia dan lebih memilih kampung lain karena dirasa lebih dekat dari sisi emosionalnya dengan panitia lomba.

"Namun ketika ingin mengambil hadiahnya, tiba-tiba pemenangnya itu bukan dia. Tapi dari kampung lain, yang ternyata dekat dengan panitia," tuturnya.

Ia pun berharap, dalam tahapan lomba kali ini pihak panitia melibatkan nelayan dalam menyusun konsep dan teknis penilaian. Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi tindakan nepotisme dalam perlombaan.

"Kalau memang kami dilibatkan, dan konsep Nadran benar-benar dilakukan dalam Festival Pesisir ini, dinas tidak perlu mikirin gimana biar nelayan ikut berpartisipasi. Sudah pasti semua ikut. Bahkan kami berani ngutang untuk menghias perahu-perahu kami," ungkapnya.

Disisi lain, salah satu peserta lomba tahun kemarin Hatipan mengaku merasa dicurangi oleh pihak panitia. Alasannya, pihaknya dikabarkan menjadi pemenang, namun pada kenyataanya hal itu hanya kabar burung.

"Saya ditelpon sama pak Widri, kalau perahu saya menang. Trus saya disuruh datang ke lokasi pengambilan hadiah. Waktu itu sudah nunggu dari pagi sampai sore, tiba-tiba yang memegang (memenangkan) hadiah ternyata dari kampung lain yang dekat sama panitia," cetusnya.

Terpisah, sementara itu Kepala Disporapar Kota Serang Akhmad Zubaidilah mengungkapkan, bahwa minimnya anggaran menjadi pertimbangan para nelayan tidak dilibatkan dalam konsep acara festival Pesisir.

"Karena memang kami anggarannya terbatas yah, jadi kami ini lebih kepada pemberdayaan masyarakat. Selain itu juga menonjolkan dari sisi kepariwisataannya," kilahnya.

Ia pun memastikan, dalam ajang perlombaan tahun ini tidak akan ada tindakan nepotisme atau keberpihakan panitia kepada salah satu peserta lomba. Sebab, penilaian akan dilakukan secara selektif lantaran dewan juri akan dipegang oleh berbagai lembaga dan akan dilakukan secara selektif.

"InsyaAllah tidak ada lagi yang namanya nepotisme. Karena juri dari Polda ada, dari Polsek ada, dari kecamatan ada. Jadi ini independennya, tidak ada kecenderungan terhadap satu pihak lagi," tukasnya. (TN2)
Komentar