Minggu, 24 November 2024

Kemenkes Harmonisasi Pusat dan Daerah dalam Jalankan 6 Pilar Tranformasi Kesehatan

Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan) bersama Wamenkes RI (kiri) Ketua Komisi IX DPR RI dan Sekjen Kemenkes (kanan) membuka Rakernas Kesnas 2023.
Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan) bersama Wamenkes RI (kiri) Ketua Komisi IX DPR RI dan Sekjen Kemenkes (kanan) membuka Rakernas Kesnas 2023.

SERANG, TitikNOL - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berharap Pemerintah Pusat dan daerah selaras dalam menjalankan enam pilar transformasi kesehatan. Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin saat menjadi keynote speeker dalam acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Raker Kesnas) tahun 2023 di Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Dalam paparanya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, terdapat dua filosofi yang mendasari dibuatnya enam pikar tranformasi kesehatan tersebut. Pertama, bagaimana meningkatkan pelayanan akses dan kualitas layanan kesehatan ke masyarakat.

"Jadi filosofisnya dasar tranformasi kesehatan ini, kita ingin dan harus meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan ke masyarakat," kata Budi.

Filosofi kedua, lanjut Budi, bagaiaman negata hadir salam meningkatkan akses dan kualitas layanan masyarakat.

"Negara harus hadir, itu termasuk Kemenkes, DPR RI, Dinkes. Kalau pemerintah tidaj bisa efektif .emberikan layanan berarti ada masalah, why 'goverment cannot govern'," katanya.

Budi menjelaskan, enam pilar transformasi salah satunya adalah transformasi kesehatan primer, di mana menjadikan Posyandu untuk lebih prefentif.

"Yang penting layanan primer kesehatan, kita jadikan posyandu yang sebelumnya hanya kuratif saja jadi lebih prefentif. Dan mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat itu salah satunya bisa lewat posyandu," jelasnya.

Lebih lanjut Budi juga mengungkapkan, tahun ini Kemenkes menganggarkan dana sebesar Rp 26 triliun untuk Dana Alokasi Umum (DAU) spesific grade. Di mana, 70 persen untuk tranformasi kesehatan primer di daerah.

"Kepala Dinkes yang hadir harus tahu ini, dulu waktu Covid (melanda) ada namanya DAU E-Mark, tahun ini ada DAU spesific grade. Dan ini dioakai untuk urusan kesehatan primer, kalau nggak dipakai untuk itu (anggarannya) ngga bisa keluar," ujarnya.

Sementara, Wakil Menkes RI, Dante Saksono Harbuwono menyebutkan, setidaknya terdapat tiga tugas yang diberikan Presidem RI Joko Widodo kepada Kemenkes. Pertama, mengatasi Covid, kedua menjalankan vaksinasi nasional dan ketiga melakukan transformasi kesehatan.

"Dua tugas (mengatasi covid dan vaksinasi nasional) ini sudah kita jalankan. Tugas terakhir melakukan transformasi kesehatan primer.

Setidaknya terdapat enam pilar transformasi kesehatan, yaitu, transformasi kesehatan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi ketahanan kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi sumberdaya kesehatan dan transformasi teknologi kesehatan.

Dante menjelaskan, pada layanan transformasi kesehatan primer, Kemenkes ingin meningkatkan Posyandu agar dapat melayani kesehatan masyarakat.

"Bagaimana layanan kesehatan didekatkan. Kalau dulu paling tingkat Puskesmas, sekaranh bisa lewat Posyandu. Kami juga berharap Posyandu bisa lebih promotif dan prefentif," jelasnya.

Dante menuturkan, untuk pilar transformasi layanan kesehatan, bagaimana meningkatkan layanan kesehatan yang murah dan terjangkau masyarakat.

"Seperti (penyakit) jantung, kanker, ginjal, strook itu memerlukan biaya yang besar. Maka, sekarang kita jyga prioritaskan di fasilitas kesehatan seperyi rumah sakit di Indonesia yang lebih lengkap," turturnya.

"Untuk pilar ketiga, kita memperkuat ketahanan kesehatan, salah satunya memproduksi obat-obatan secara mandiri. Kita sudah identifikasi ada 10 bahan yang bisa kita gunakan sebagai bahan menbuat obat-obatan. Dan jika ini terwujud, masyarakat tidak usah beribat ke luar negeri lagi," sambungnya.

Untuk pilar tranformasi pembiayaan kesehatan, lanjut Dante, pemerintah harus dapat menjamin pembiayaan kesrhatan salah satunya melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pilar kelima, bagaimana penguatan tenaga medis dan paramedis melalui beasiswa pendidikan.

Pilar keenam, tranformasi teknologi kesehatan dibagi menjadi teknologi infomasi dan bioteknologi. Di mana dalam waktu dekat ini Kemenkes akan melaunching aplikasi Satu Sehat. Dan untuk bioteknlogi, Kemenkes akan melakuakm sejumlah inovasi melalui mesin genom sequencing untuk melakukan screening dan identifikasi penyakit dari mulai penanganan hingga pengobatan.

Terpisah, Sekjen Kemenkes RI, Kunta Wibawa Dasanugraha berharap adanya sinergitas dan kolaborasi dari seluruh stakeholder.

"Karena dalam menjalankan program ini bukan hanya Kemenkes saja tapi harus ada kolaborasi dengan semua stakeholder yang ada. Dengan tema Rakrenas Kesnas harmonisasi transformasi kesehatan pusat dan daerah, dukungan daerah sangat penting, sehingga transformasi kesehatan bisa lebih cepat," katanya. (Adv)

Komentar