TitikNOL - Mengurangi angka kecelakaan yang mencapai puluhan ribu per tahun, pemerintah Amerika Serikat ajukan permintaan kepada produsen mobil untuk menciptakan mobil pintar yang bisa berbicara satu sama lain.
Melansir Reuters, otoritas keamanan lalu lintas nasional AS (NTHSA) menyebut potensi kecelakaan bisa berkurang hingga 80 persen dengan teknologi yang mereka ajukan. Jenis kecelakaan yang bisa dihindari terutama yang terjadi di persimpangan dan saat kendaraan berpindah lajur.
Mobil dan truk akan saling berbicara melalui transmisi data berjarak 300 meter. Dengan transmisi itu, kendaraan bisa saling mengetahui keterangan lokasi, arah, dan kecepatan kendaraan lain di dekatnya. Data yang dikirim akan terus diperbaharui dan disebar 10 kali per detik.
NHTSA berharap dengan teknologi ini kendaraan dan manusia bisa mengidentifikasi risiko lebih cepat dan memberi peringatan dini untuk terhindar dari tabrakan.
"Dari perspektif keamanan, ini opsi yang paling mudah," ujar menteri transportasi AS, Anthony Foxx.
Menurut Foxx, jika teknologi ini sudah matang dan terdistribusi ke publik, maka tak ada cara melumpuhkan kemampuan komunikasi antarkendaraan ini. Namun masyarakat bisa menonaktifkan peringatan yang ada di mobil mereka.
Departemen transportasi AS berangan truk dan mobil baru yang akan diproduksi nanti dilengkapi teknologi nirkabel jarak dekat yang memungkinkan kendaraan berkomunikasi. Mereka memberi waktu setidaknya 4 tahun kepada perusahaan otomotif untuk mengadopsi permintaan pemerintah.
Aliansi perakit otomotif yang diikuti oleh General Motors, Volkswagen , dan Toyota mengaku teknologi tersebut sedang diuji coba. Namun mereka ragu jika jalur komunikasi kendaraan tak aman, perusahaan lain seperti ponsel akan memanfaatkannya. Menanggapi itu, NHTSA meyakinkan publik bahwa teknologi ini aman dari peretasan.
Selain itu, otoritas jalan raya AS juga berencana 'memberi nyawa' kepada infrastruktur jalan raya agar kendaraan dapat berinteraksi dengan lampu lalu lintas.
Upaya ini tak lepas dari angka kecelakaan di AS yang cukup tinggi. Berdasarkan laporan NHTSA, 6,3 juta kendaraan mengalami kecelakaan sepanjang 2015. Angka kematian meningkat 10,4 persen di enam bulan pertama 2015. Padahal pada 2015, jumlah tewas akibat kecelakaan mencapai 35.092, tertinggi sejak tahun 1966.
Sumber: www.cnnindonesia.com