TitikNOL - Perusahaan teknologi Apple Inc.mengenalkan fitur terbaru mereka, Face ID, yang bakal tersemat di dalam iPhone X. Fitur ini menggantikan pemindai sidik jari atau Touch ID yang diklaim lebih aman. Setidaknya hal itu diungkapkan CEO Apple, Tim Cook, pada September 2017.
Sejatinya fitur pemindai wajah di ponsel pintar (smartphone) ini bukan hal yang baru.
Cara kerjanya adalah smartphone akan memindai wajah Anda dan menggunakannya sebagai kata kunci, dengan mengandalkan 30 ribu titik unik yang dikenalinya.
Bahkan, Microsoft menggunakan pengenalan wajah sebagai kata sandi pada perangkat Windows 10.
Namun, bukan Apple namanya jika mereka tidak bisa mengemas ulang dengan kemampuan yang lebih baik.
Alih-alih diklaim aman, justru kecanggihan fitur Face ID ini menimbulkan kekhawatiran bagi keamanan penggunanya karena dinilai berisiko.
Tapi, lagi-pagi, Cook mengklaim bahwa data wajah pengguna hanya akan disimpan secara lokal di iphone X, dan tidak dikompilasi ke server perusahaan.
Wartawan Slate, April Glaser, mencontohkan Facebook yang menggunakan teknologi Face ID, dan kini, mulai menyentuh ranah emosional pengguna.
Mengutip situs CNBC, Senin, 30 Oktober 2017, Glaser mengungkapkan bahwa raksasa jejaring sosial itu memiliki database wajah pengguna terbesar di dunia.
Menurutnya, ada sekitar 350 juta foto diunggah ke server Facebook setiap hari. Berdasarkan data per Juni 2017, Facebook melaporkan bahwa mereka memiliki 2 miliar pengguna aktif.
"Sekarang Facebook menggunakan teknologi untuk mendeteksi siapa saja yang ada di foto Anda. Saya melihat database tersebut bisa digunakan untuk 'cara lain' di masa depan," kata Glaser.
Tak salah ia mengatakan demikian. Karena, saat ini perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut sedang mengerjakan teknologi yang bisa merasakan emosi seseorang berdasarkan wajah pengguna di Facebook.
"Dalam beberapa tahun ke depan, saya membayangkan sebuah skenario bahwa mereka (Facebook) tahu emosi Anda atau gambar yang baru saja Anda unggah. Mereka tahu semua kegiatan harian Anda hingga ke hal privasi. Itu semua hanya dari pantauan Facebook," paparnya.
Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang mengaku khawatir akan teknologi Face ID ini.
Status Keamanan
Menurut CNet, Senator dari Partai Demokrat, Al Franken asal Minnesota, menanyakan status keamanan teknologi tersebut. Ia adalah ketua Sub-komite Peradilan Senat tentang privasi, teknologi, dan hukum.
Franken menanyakan apakah kamera yang terkait dengan Face ID akan selalu aktif, dan bagaimana Apple akan memenuhi permintaan penegakan hukum untuk data Face ID.
Ini adalah pertanyaan penting karena data biometrik tidak dilindungi oleh Amandemen Kelima (Fifth Amendment).
Selain itu, ada kaitannya terhadap kasus kriminal tahun lalu ketika Departemen Hukum AS berusaha mengusut kasus penembakan di San Bernardino, California.
Kala itu, Depkeh AS meminta Apple untuk membuka akses data pada perangkat iPhone 5C milik pelaku penembakan.
Namun, Apple bersikukuh enggan memberikan akses tersebut lantaran perusahaan tersebut sangat menjaga privasi pengguna, sehingga memaksa FBI membeli alat terpisah dari pihak ketiga.
Berita ini telah tayang di viva.co.id, Senin 30 Oktober 2017 dengan judul Face ID, Teknologi Canggih yang Bikin Was-was