Senin, 25 November 2024

Kurangi Risiko Osteoporosis dengan Jamur Tiram

Ilustrasi Jamur Tiram. (Dok: biologipedia)
Ilustrasi Jamur Tiram. (Dok: biologipedia)

TitikNOL - Setiap tahunnya ada sekitar 8,9 juta kasus osteoporosis yang sebagian besar terjadi pada wanita berusia diatas 50 tahun.

Penggunaan obat sintetik yang kerap digunakan untuk mengurangi proses resorpsi dan mencegah osteoporosis ternyata banyak menyebabkan efek samping.

Hal ini melatar belakangi lima mahasiswa Fakultas Farmasi UGM untuk mencari alternatif lain dengan pemanfaatan bahan alam yang lebih aman, efektif, dan efisien, yaitu memanfaatkan jamur tiram.

Yana Bintoro Priambodo, Rien Larasati Arini, Aida Fathia, Devyanto Hadi, dan Asri Mega Putri pun melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efek penghambatan proses osteoklastogenesis dari ekstrak jamur tiram secara in vitro dan in silico.

"Pada kasus osteoporosis, ketidakseimbangan jumlah osteoblas danosteoklas menjadi pemicu utama penyakit ini. Apabila pembentukan osteoklas (osteoklastogenesis) dapat dihambat, maka proses resorpsi tulang akan berkurang," tutur Yana, Selasa (2/8).

Oleh karena itu, penghambatan osteoklastogenesis dapat dijadikan sebagai pendekatan strategis untuk pengobatan osteoporosis.

Osteoblas dan osteoklas, katanya, merupakan komponen yang berperan dalam proses osteoporosis atau reduksi massa tulang yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Akibatnya, penderita sering merasakan nyeri, kehilangan kemampuan untuk bergerak, dan lebih berisiko mengalami patah tulang (fraktur).

Jamur tiram dipilih sebagai objek penelitian karena diketahui memiliki kandungan lovastatin yang berpotensi sebagai alternatif penghambat proses osteoklastogenesis. Sebab senyawa tersebut mampu meningkatkan diferensiasi osteoblas dan menghambatosteoklastogenesis.

Di sisi lain, jamur tiram juga merupakan salah satu penganan yang saat ini cukup populer dikonsumsi dan memiliki banyak nutrisi seperti protein, serat, karbohidrat, dan rendah lemak. Pada penelitian ini, mereka menggunakan pemodelan sel makrofag RAW264 yang diinduksi oleh Osteoclast Differentiation Factor (ODF).

Penelitian dilakukan dengan mengamati aktivitas osteoklastogenesis dengan metode Tartrate-Resistant Acid Phosphatase (TRAP) Staining serta untuk memprediksi interaksi ikatan antara lovastatin dengan RANK-RANKL dan MAP kinase dengan menggunakan molecular docking.

Dari penelitian yang dilakukan, mereka menemukan, data secara in vitro jamur tiram mampu menjadi agen anti osteoporosis dan mengurangi risiko osteoporosis melalui penghambatan prosesosteoklastogenesis.

"Penelitian ini menjadi langkah awal eksplorasi jamur tiram untuk agen anti-osteo yg prospektif, murah, aman. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi yang efektif dan spesifik dalam penanganan penyakit osteoporosis tertarget melalui penghambatan osteoklastogenesis," tutur Yana.

 

 

 

 

 

 

Sumber: www.republika.co.id

Komentar