Jum`at, 22 November 2024

Nafsu Makan Berkurang, Waspadai Penyakit Berbahaya Ini

Ilustrasi nafsu makan berkurang. (Dok: rakyatku)
Ilustrasi nafsu makan berkurang. (Dok: rakyatku)

TitikNOL - Pada umumnya, kecenderungan seseorang untuk mengalami penurunan nafsu makan adalah akibat banyaknya masalah yang sedang dihadapi atau mengalami stres berlebihan. Nafsu makan berkurang seperti ini tidak boleh dibiarkan berkepanjangan karena dikhawatirkan akan bertambah parah.

Meski begitu, nafsu makan berkurang ternyata bukan hanya dilatarbelakangi faktor psikologis atau mood. Siapa yang menyangka bahwa nafsu makan berkurang dapat disebabkan juga oleh adanya penyakit-penyakit berbahaya yang bersemayam di tubuh.

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami nafsu makan berkurang diiringi gejala-gejala lain, ada baiknya untuk memeriksakan di ke dokter. Di bawah ini adalah daftar penyakit yang sering dikaitkan sebagai penyebab nafsu makan berkurang.

Sebagian jenis kanker, meliputi kanker rahim, kanker usus besar, kanker pankreas.

Gagal ginjal kronis: Ginjal yang rusak akan kehilangan kemampuan untuk menyaring sisa-sisa metabolisme, salah satunya asam amino. Tumpukan asam amino ini akan mengganggu sistem kontrol nafsu makan di otak, sehingga orang cenderung tidak merasa lapar dan nafsu makan berkurang. Selain itu, gejala lain yang dapat menyertai adalah lemas, berkeringat, kebingungan, bengkak, dan sesak napas. Dalam hal ini, periksakan diri ke dokter karena gagal ginjal tahap awal sering kali tidak ditandai oleh gejala apa pun.

Hepatitis: Selain nafsu makan berkurang, kondisi-kondisi lain yang menyertai meliputi urine yang terlihat lebih pekat, kelelahan, tinja berwarna terang, sakit kuning, demam, serta gejala-gejala yang menyerupai flu.
Penyakit hati kronis: gejala lain yang mungkin menyertai nafsu makan berkurang pada penyakit ini adalah penurunan berat badan tanpa sebab, mual, muntah, sakit kuning, dan kelelahan.

Demensia: demensia adalah istilah umum untuk menyebut gangguan pada neuron atau sel otak yang mengakibatkan berbagai gejala seperti kesulitan mengingat hal sederhana seperti: waktu makan, nomor telepon, atau bahkan ulang tahunnya sendiri. Selain itu, penderita juga bisa mengalami kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari dengan normal, seperti mandi atau berpakaian.

Gagal jantung: kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan salah satu atau kedua bagian jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan organ-organ tubuh secara optimal. Penderita akan mengalami sesak napas dan terjadi pembengkakan di kaki akibat penumpukan cairan. Apabila penumpukan cairan ini terjadi di saluran pencernaan, pasien akan merasa kembung dan kenyang, sehingga nafsu makan berkurang.

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK): adalah gangguan aliran udara yang masuk masuk atau keluar dari paru-paru. Asap rokok, polusi udara, infeksi, serta kelainan genetik adalah penyebab-penyebab utama penyakit ini. Pasien PPOK seringkali mengalami penurunan nafsu makan karena mengunyah, menelan, dan bernapas secara bersamaan merupakan aktivitas yang menguras energi sehingga menyebabkan mereka bertambah sesak. Gejala lain yang menyertai antara lain batuk, sesak napas, serta muncul suara mengi.

Hipotiroidisme: kondisi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus . Gejala yang dapat muncul antara lain sembelit atau konstipasi, depresi, kulit kering, mudah merasa kedinginan, detak jantung melambat, serta badan terasa lemas.

HIV: virus HIV yang menyebar melalui cairan tubuh ini dapat menghancurkan sel-sel tubuh sehingga tubuh tidak dapat melawan serangan penyakit dan infeksi. Gejala yang muncul bisa sangat beragam, antara lain sakit menyerupai flu yang berkepanjangan (kurang lebih 1 bulan), berkeringat dingin di malam hari, muncul banyak sariawan di mulut dan lidah, diare yang berkepanjangan, dan penurunan berat badan secara drastis.

Gangguan metabolik: kondisi ini terjadi saat gangguan dalam proses metabolisme, seperti pemecahan lipid, karbohidrat, ataupun asam amino. Gejala yang dapat muncul antara lain penurunan nafsu makan dan berat badan, muntah, gangguan pertumbuhan, kejang, dan bahkan koma.

Selain dilatarbelakangi penyakit berbahaya di atas, nafsu makan berkurang dapat disebabkan konsumsi minuman keras berlebihan, gangguan pola makan, atau depresi. Di samping itu, kehamilan serta konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi, antibiotik, morfin, dan kodein,memicu berkurangnya nafsu makan.

Sebagai penanganan awal di rumah, cobalah mengutamakan makanan yang disukai agar bisa makan dengan lebih semangat dan makanlah dalam porsi kecil-kecil. Anda juga bisa mengonsumsi makanan dingin untuk memulihkan nafsu makan berkurang.

Sumber: www.alodokter.com

Komentar