Kamis, 20 November 2025

Capaian Serapan Jagung Pipil Kering Polres Serang Capai 55,24 Ton

Kapolres Serang AKBP Condro saat panen jagung
Kapolres Serang AKBP Condro saat panen jagung

SERANG, TitikNOL - Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko membeberkan capaian serapan jagung pipil kering (JPK) progam ketahanan pangan Kuartal IV oleh Polres Serang dalam rangka mendukung Program Ketahanan Pangan.


Kapolres menyampaikan bahwa serapan jagung yang diterima Bulog terus mengalami peningkatan signifikan sejak awal Oktober hingga pertengahan November. Menurutnya, serapan JPK per 3 Oktober hingga 6 November tercatat mencapai 55,24 ton.


"Angka tersebut merupakan hasil dari pendampingan dan monitoring terhadap para petani binaan di berbagai kecamatan di Kabupaten Serang," kata Condro Sasongko.


Dikatakan peningkatan kembali terjadi pada periode 7 hingga 14 November, dengan tambahan serapan sebesar 6,55 ton. Tambahan tersebut berasal dari beberapa wilayah yakni Cikande sebesar 0,364 ton, Petir 0,364 ton, Cikeusal 1,728 ton, serta Pamarayan yang menjadi penyumbang terbesar dengan 4,094 ton.


Dengan tambahan tersebut, total serapan jagung pipil kering dalam rentang waktu 3 Oktober sampai 14 November mencapai 61,79 ton. Kapolres menegaskan bahwa angka ini menunjukkan komitmen kuat jajaran Polres Serang dalam mengawal stabilitas pangan di wilayahnya.


Secara keseluruhan, total serapan jagung pipil hasil tanam Kuartal III yang sudah masuk ke Bulog hingga saat ini mencapai 120,836 ton. “Serapan ini merupakan bukti kerja nyata dan sinergi antara kepolisian dengan kelompok tani di Kabupaten Serang,” ujar alumnus Akpol 2005.


Condro menjelaskan pipil yang diserap memiliki kualitas sesuai standar Bulog, dengan harga jual Rp6.400 per kilogram, kadar air 15 persen, serta kandungan aflatoksin atau jamur di bawah ambang batas 50. Hal ini menjadi indikator keberhasilan dalam menjaga standar produksi jagung masyarakat.


Meski demikian, Kapolres mengakui masih terdapat kendala teknis di lapangan. Salah satunya kebutuhan untuk menambah jumlah mesin dryer atau pengering jagung. “Ketika jagung sudah dipipil, harus segera masuk ke mesin dryer. Kalau tidak, risiko berjamur cukup tinggi,” jelasnya.


Ia menambahkan bahwa upaya penambahan dryer sangat penting untuk menjaga kualitas hasil panen sebelum masuk ke Bulog. Minimnya fasilitas pengering menjadi tantangan yang perlu ditangani agar produksi jagung tetap optimal dan tidak mengalami penurunan mutu.


Condro juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini luasan lahan jagung Program Ketahanan Pangan di wilayah hukum Polres Serang telah mencapai 492 hektare. Lahan tersebut terus dipantau guna memastikan produksi berjalan sesuai target.


“Kami akan terus mendukung para petani dan memastikan program ketahanan pangan ini berjalan maksimal. Semakin luas lahan dan semakin baik fasilitas pascapanen, maka semakin tinggi pula produktivitas jagung masyarakat,” tutup Kapolres.

Komentar