TitikNOL - Produk layanan internet satelit milik SpaceX, Starlink, kini kembali tersedia dan bisa dipesan di Indonesia. Sebelumnya sekitar 12 Juli lalu, layanan ini diketahui menghentikan penerimaan pelanggan baru dan aktivasi perangkat Starlink di Indonesia. Alasannya adalah karena "kapasitas" layanan di Indonesia sudah terjual habis.
Informasi mengenai kembalinya ketersediaan layanan Starlink di Indonesia disebar melalui e-mail promosi dari perusahaan. KompasTekno juga menerima e-mail ini. Dalam e-mail yang kami terima pada Rabu (23/7/2025) pagi sekitar pukul 07.00 WIB ini, kami diberitahu bahwa Starlink "Sekarang Menerima Pesanan & Aktivasi Baru" di Indonesia.
"Starlink sekarang dibuka kembali untuk pelanggan baru di Indonesia," tulis Starlink dalam e-mail yang kami terima.
E-mail tersebut lantas disertai dengan tombol "Pesan Sekarang" untuk langsung membeli perangkat dan layanan internet satelit yang ditawarkan Starlink. Tombol ini juga tersedia di situs web resmi Starlink di tautan berikut ini.
Hapus pengumuman setop pelanggan Pantauan KompasTekno, pihak Starlink juga telah menghapus pengumuman setop layanan yang diterbitkan beberapa waktu lalu. Pengumuman ini diunggah beberapa minggu lalu di blog resmi Starlink. Laman tersebut kini hanya menampilkan status "404: Halaman ini tidak dapat ditemukan".
Dengan kembalinya Starlink, pengguan kini bisa membeli layanan dan perangkat Starlink untuk mendapatkan koneksi internet di manapun mereka berada. Tambah frekuensi E-Band Pekan lalu, pihak Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) juga menanggapi penghentian penerimaan pelanggan baru Starlink.
Saat itu menurut Komdigi, Starlink berencana menambah kapasitas melalui frekuensi E-Band. Sebelumnya, Starlink sendiri menjelaskan bahwa mereka menghentikan penerimaan pelanggan baru karena kapasitas layanan di Indonesia yang sudah habis.
Pita frekuensi E-band sendiri dalam konteks komunikasi nirkabel, mengacu pada rentang frekuensi radio antara 70/80 GHz. Pita frekuensi ini menawarkan bandwidth yang luas, memungkinkan throughput data yang lebih tinggi dibandingkan pita frekuensi tradisional.
Pita ini dikenal karena kemampuannya menyediakan kapasitas tinggi sehingga sering digunakan untuk koneksi backhaul nirkabel dan koneksi satelit.
"Starlink berencana menambah kapasitas jaringannya dengan menambah frekuensi baru di sisi gateway-nya. Saat ini sedang dalam proses evaluasi oleh Komdigi sesuai ketentuan regulasi yang berlaku," kata Wayan saat dihubungi KompasTekno, Rabu (16/7/2025). Untuk pasar Indonesia, Starlink (PT Starlink Services Indonesia) telah mengantongi izin bisnis penyedia internet (ISP), izin jaringan tertutup (VSAT), hingga izin untuk membuka operasi pusat jaringan (NOC) di pasar lokal. Kecepatan internet yang ditawarkan Starlink diklaim mencapai lebih dari 220 Mbps, dan ini bergantung pada lokasi serta tingkat kepadatan pengguna Starlink di suatu area.
Di Tanah Air, layanan Starlink bisa didapatkan dengan harga termurah Rp 479.000 per bulan untuk tipe pelanggan rumahan alias residensial. Harga tersebut belum termasuk perangkat atau kit Starlink yang dibebankan kepada pengguna ketika pembayaran pertama. Harga kit Starlink termurah adalah Rp 4,75 juta untuk versi "Mini" dan Rp 5,9 juta untuk versi "Standar". Perbedaan kedua versi ini terletak di bobot dan besar perangkat, konsumsi daya, hingga performa internet.
Berita ini telah tayang di tekno.kompas.com, dengan judul: Starlink Buka Lagi Pendaftaran Pelanggan Baru di Indonesia