TitikNOL - Tahun ini menjadi tahun penting buat penyanyi Marcello Tahitoe. Seiring peluncuran album ke-empatnya bertajuk Jalur Alternatif, ia pun menegaskan dirinya telah meninggalkan seutuhnya genre pop yang membesarkan namanya, dan beralih ke rock.
“Saya bertumbuh dengan musik rock, dan salah satu alasan saya menjadi musisi adalah rock, inilah saya sebenarnya,” ujar Marcello.
Pria yang bermusik sejak 2005 itu kini tampak lebih santai dengan kemeja kotak-kotak, celana jeans, dan topi ala koboi. Rambutnya yang panjang melewati bahu dibiarkan tergerai.
Marcello memasuki industri musik mengeluarkan debut album "Ello" yang judulnya berasal dari panggilan kecil dari sang ibunda, mendiang Diana Nasution.
Namanya makin populer saat melepas hit single Pergi Untuk Kembali yang tak lain adalah karya ayahnya sendiri. Berkat singlenya itu, ia diganjar dua penghargaan AMI Awards 2005 untuk Album Terbaik dan Pendatang Baru Terbaik.
Selang empat tahun, ia pun merilis album keduanya Realistis/Idealis dengan single hits berjudul Masih Ada yang dirilis lebih dahulu pada 2008. Lagu itu pun makin menegaskan dirinya untuk eksis di industri hiburan Indonesia.
Pada 2012, pria kelahiran Jakarta itu merilis album ketiga yang berjudul Taub Mumudengan single hits Gak Kayak Mantanmu. Marcello, demikian ia kini ingin dipanggil, mengungkapkan kalau ia tumbuh kala musik alternatif rock tengah berjaya, bahkan yang membuat dirinya tergerak untuk belajar bermain gitar ialah musik dari band legendaris Nirvana.
"Pertama kali belajar gitar, karena lagu Nirvana, dan saat itu saya ingin bisa memainkan lagu About a Girl," ungkapnya.
Dari petikan gitarnya, pria berusia 33 tahun itu mengaku lebih banyak memainkan lagu alternatif rock. Lewat gitar, kata dia, kreativitasnya lebih mudah disalurkan.
"Saat rekaman juga proses kreatifnya nyaman, dan berasa lepas tanpa paksaan,”ujarnya.Dari berbagai pengalaman itulah, Marcello kemudian memutuskan untuk pindah jalur musik. Sebelum berkarier solo, ia pernah menyalurkannya lebih dulu lewat band REAL, yang ia bangun bersama Tius, Emil dan Jebraw.
"Intinya karena ikut kata hati sendiri, bukan orang lain. Saat mengikuti kata hati, saya akhirnya merasa nyaman untuk jadi diri sendiri di mana pun,”katanya.
Marcello juga dengan yakin menuturkan, bahwa kini para penggemarnya telah melihat perubahan dirinya yang lebih nyaman dengan apa yang dijalaninya saat ini.
"Kelihatan kok ketika seseorang nyaman dengan dirinya atau tidak, apalagi sama karya. Yang penting itu saja," ujar putra pasangan musisi mendiang Minggoes Tahitoe dan Diana Nasution ini lugas dengan gaya bicaranya yang khas.
Marcello pun membeberkan alasan, kenapa dulu ia sempat terjebak menjalani musik yang bukan diinginkannya, kala memasuki industri musik 11 tahun lalu."Saat itu, label membutuhkan musik pop, karena permintaan industry, makanya mengarahkan saya ke arah itu,”
ujarnya.
Sebagai anak baru, kata dia, masuk ke major label tanpa ada bayangan jelas, hanya mengangguk dan ikut dengan arahan. Akan tetapi itu hanya bertahan di album pertama. Setelahnya, di album ke-dua dan k e-tiga, sudah agak sedikit berubah.
Perubahan akan jalur musik diikutinya dengan juga mengubah nama, dari Ello menjadi Marcello Tahitoe.
"Sekarang, saya sudah tidak memakai Ello lagi, tapi Marcello Tahitoe,” ujarnya tegas.
Sumber: www.cnnindonesia.com