Jum`at, 22 November 2024

DPRD Lebak Minta Manajemen RSUD Adjidarmo Introspeksi

RSUD Adjidarmo. (Dok: Pusatpengobatan)
RSUD Adjidarmo. (Dok: Pusatpengobatan)

LEBAK, TitikNOL – DPRD Kabupaten Lebak meminta agar manajemen RSUD Adjidarmo bertanggungjawab, atas insiden pasien yang dimarahi oleh salah seorang petugas jaga di rumah sakit milik daerah itu.

Dikatakan anggota DPRD Lebak dari Gerindra Bambang SP, seharusnya pihak rumah sakit menjadikan Standar Operasional Prosedur (SPO) sebagai acuan dalam melayani pasien yang akan berobat ke rumah sakit.

"Rumah sakit itu kan tempat penyembuhan orang sakit, dari mana saja dan siapa saja. Bukan hanya dari Lebak di sekitar Lebak juga banyak yang masuk berobat dan di rawat RSUD Adjidarmo. Yang saya sayangkan pelayanannya tidak maksimal dan tidak sesuai SOP yang seharusnya dijadikan untuk acuan melayani pasien," ujar Bambang kepada wartawan, Rabu (3/5/2017).

Baca Juga: Duh! Niat Berobat ke RSUD Adjidarmo, Warga Ini Malah Dimarahi Petugas Jaga

Bambang pun meminta, agar manajemen RSUD Adjidarmo introspeksi atas kejadian tersebut. Sehingga, kejadian serupa tidak terulang pada pasien lainnya yang akan berobat.

"Saya harapkan pihak managemen RSUD dari dirut sampai perawat introspeksi diri masing-masing, apakah sudah menjalankan pelayanan sesuai SOP apa belum. Saya yakin belum, kalau sudah sesuai pasti tidak ada perawat jutek, kasir jutek, IGD jutek dan lain-lain," tukasnya.

Di sisi lain, Bambang juga menyikapi soal besarnya tunjangan yang diperoleh oleh pejabat yang ada di RSUD Adjidarmo. Dirinya menyebut, sekelas Direktur mendapatkan tunjangan Rp30 juta, wakil direktur Rp25 juta dan Kabid Rp25 juta. Jumlah tersebut menurutnya belum termasuk honor dan lain-lain.

“Ini kan tidak sesuai dengan pelayanan yang diterapkan di situ. Saya harus sampaikan RSUD Adjidarmo mencontoh manajemen RS Misi tetangganya. Karena di RS Misi namanya pasien BPJS atau Askes, keluarga pasien tinggal duduk manis tidak perlu mikirin biaya obat nebus ini itu karena semuanya sudah dikaper oleh BPJS. Tapi di RSUD pasien BPJS dibebankan untuk nebus obat di apotik amanah dan apotik lainnya yang harga obatnya lebih mahal dibandingkan apotik-apotik diluar," papar Bambang.

"BPJS kemana biayanya kalau pasien suruh beli obat sendiri. Kerjaan perawat apa kalau keluarga pasien suruh beli obat atau lain -lain yang sibuk bukan perawat tapi keluarga pasien. Makanya di kita numpuk yang sakit satu orang yang nunggu satu RT," sindir Bambang.

Seperti diketahui, salah satu keluarga pasien mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari petugas jaga di RSUD Adjidarmo, saat berobat ke rumah sakit itu. (Gun/red)

Komentar