SERANG, TitikNOL - Warga Indonesia dikagetkan dengan aksi teror seorang perempuan yang masuk ke Mabes Polri. Lembaga terkait wajib melakukan pencegahan dini terhadap generasi milenial.
Mengingat dalam waktu dekat ini, sudah terjadi dua kali aksi terorisme yang mengancam keselamatan masyarakat. Pertama, bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Minggu (28/3). Kedua, tindakan teror di Mabes Polri, Rabu (31/3).
Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) Provinsi Banten, Amas Tadjuddin mengatakan, kejadain teror di bulan Maret bukti nyata kelompok radikal terorisme itu ada dan nyata, bukan rekayasa dan hayalan, serta bukti telah menyasar semua kelompok usia dan jenis kelamin.
Pelaku serangan teroris di Mabes Polri, telah teridentifikasi seorang perempuan kelahiran tahun 1995. Hal ini menunjukan generasi milenial telah terpapar radikal terorisme. Kelompok itu diduga merupakan jaringan jihadis nusantara yang berafiliasi kepada kelompok pejuang khilafah. Bahkan, kelompok itu telah menyasar luas generasi muda di Banten.
"Diketahui para pengasong khilafah berafiliasi ke ISIS berasal dari organisasi terlarang maupun individual, sudah tersebar meluas dan sangat memprihatinkan termasuk generasi milenial terpapar intoleran radikal terorisme meluas di Provinsi Banten," katanya saat dihubungi, Kamis (1/4/2021).
Kecanggihan digital dimanfaatkan kelompok ini melakukan propaganda dengan berbagai dalih serta menyusup ke berbagai kelompok dan organisasi masyarakat (ormas). Melalui situs-situs mereka merekrut simpatisan pejuang khilafah yang berujung pada radikal terorisme.
"Oleh karena itu kepada aparat penegak hukum agar tidak ragu melakukan tindakan tegas, bahkan kepada siapapun yang sudah terindikasi terpapar yang seringkali ditemukan juga di kelompok ASN atau pegawai pemerintah, BUMN, dan Kementerian," ungkapnya.
Masyarakat diminta agar tidak mudah terprovokasi oleh kelompok radikal terorisme yang kerap terlihat menebar ujaran kebencian kepada pemerintahan yang sah dan tokoh ormas yang moderat berdasarkan idiologi Pancasila. Kepada orang tua agar senantiasa mengawasi putra putrinya dalam bermedsos dan online agar tidak terpapar paham teroris.
"Terakhir mengingatkan kepada pimpinan partai politik atau aktivis partai politik agar tidak menyebarkan provokasi intoleransi faham khilafah dan anti Pancasila yang memanipulasi narasi dalil dalil agama untuk tujuan meraih kekuasaan politik dan partai," jelasnya. (Son/TN1)