Sabtu, 23 November 2024

Harga Toilet Sekolah di Kota Serang Telan Dana Rp134 Juta, Pengamat: Lebih Mahal dari Perumahan

SERANG, TitikNOL - Pembangunan toilet di sejumlah sekolah di Kota Serang membuat publik melongo. Sebab satu proyek toilet menghabiskan anggaran Rp134 juta.

Dari pantauan TitikNOL, dalam situs Sirup LKPP terdapat 19 Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang mendapat kucuran anggaran sebesar Rp134 juta dari Dana Alokasi Khusus (DAK), untuk membangun toilet.

Kepala SDN Ampel, Sasmita mengatakan, pembangunan toilet di sekolah selesai sekira sebulan yang lalu. Namun, toilet belum bisa digunakan lantaran belum ada aliran air.

"Sudah sebulan. Bagaimana mau digunakan, kondisinya masih berantakan seperti ini," katanya.

Terpisah, Direktur Eksekutif ALIPP Uday Suhada menyebutkan, giroh dari program pembuatan toilet sebenarnya bagus. Teyapi yang menjadi ganjalan ihwal besaran anggaran untuk setiap toilet.

"Melihat anggarannya hingga angka Rp134 juta per unit, itu saya kira sebuah kejanggalan, pemborosan disebuah situasi pandemi seperti ini," ujarnya.

Menurutnya, nilai pagu dan realita pembangunan diduga tidak wajar. Sebab jika dibandingkan, pasaran harga rumah subsidi sekitar Rp125 juta. Artinya, harga toilet lebih mahal dibandingkan harga sebuah rumah.

"Dari proses perencanaannya sudah tidak benar. Dari Rp134 juta itu, saya kira bisa menyelesaikan satu unit bangunan rumah, bukan toilet," tuturnya.

Uday menegaskan, para pengambil kebijakan seharusnya melakukan pengecekan ulang terhadap program pembangunan tersebut. Sebab, kondisi toilet yang sudah selesai terbangun jauh dari yang dibayangkan dengan besaran anggaran sebesar itu.

"Karena disinyalir ini kan ada 18 titik yang biasanya dilaksanakan dengan cara swakelola oleh pihak sekolah. Seperti halnya di Kabupaten Pandeglang, ini dikerjakan oleh pihak ketiga, ini kondisinya jauh dari yang kita bayangkan toilet itu seperti apa," tuturnya.

Pengecekan tersebut bisa dilihat dari spesifikasi bangunan, mulai dari keramik hingga ke spesifikasi barang-barang seperti urinoir. Dari yang ia lihat, keramik yang digunakan saja terbilang standar jika dibandingkan dengan nilai pembangunan.

"Menurut relawan Banten, saya kira itu bisa satu unit (senilai) Rp 30juta. Artinya itu pemborosan yang luar biasa," ungkapnya. (Zar/TN2)

Komentar