CILEGON, TitikNOL - Tepung terigu serta sejumlah produk olah lain dari gandum dan jagung asal Kota Cilegon, diekspor ke Filipina dan Papua New Guinea. Nilai produk-produk turunan hasil pertanian yang diekspor tersebut mencapai Rp3,7 miliar.
Pelepasan produk tersebut dilakukan langsung oleh Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon Raden Nurcahyo Nugroho, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus Tauchid dan Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Banten Babar Suharso.
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan, secara bersamaan, ada tiga perusahaan di Kota Cilegon yang melakukan ekspor ke Filipina dan Papua New Guinea. Ketiga perusahaan itu yakni PT Golden Grain Mills, PT Bungasari Flour Mills dan PT Tereos FKS Indonesia.
Ali menjelaskan, PT Golden Grain Mills mengekspor tepung terigu sebanyak 45,515 metrik ton dengan nilai ekspor mencapai Rp228 juta, PT Bungasari Flour Mills mengekspor dedak gandum sebanyak 408 metrik ton ke Philipina dengan nilai ekspor mencapai Rp1,322 miliar dan PT Tereos FKS Indonesia yang mengekspor pati jagung sebanyak 462,5 metrik ton ke Philipina dengan nilai ekspor mencapai Rp2,227 miliar.
"Kegiatan ekspor ini menunjukan tren positif aktifitas ekspor produk pertanian," ungkap Ali kepada wartawan, usai melepas deretan kontainer pembawa produk ekspor di PT Golden Grain Mills , Rabu (10/10/2019) kemarin.
Dikatakannya, kegiatan ekspor produk pertanian dari daerah wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Dari sisi varian komoditas, pada tahun 2018 sebanyak 15 jenis sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 23 jenis, sehingga ada tambahan delapan varian komoditas ekspor baru yaitu Akar Pasak Bumi, Daun Sirsak Kering, Kelor, Gandum Pellet, Herbarium, Gandum Olahan, Rumput Laut dan Tepung Terigu," ujarnya.
Kemudian, dari jumlah eksportir, pada tahun 2018 terdapat sebanyak 12 eksportir sedangkan pada tahun 2019 bertambah menjadi 16 eksportir.
"Negara tujuan juga bertambah, pada tahun 2018 sebanyak 25 negara sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 31 negara, sehingga ada tambahan enam negara tujuan ekspor baru yaitu Jepang, South Africa, Tonga, Irak, East Timor, dan Timur Leste," jelasnya. (Ardi/TN1).