PANDEGLANG, TitikNOL - Bencana tsunami di kawasan wisata di Kabupaten Serang dan Pandeglang tidak hanya merusak bangunan hotel dan penginapan, tapi juga merusak pemukiman warga di pesisir pantai, tak terkecuali warga Kampung Cibenda, Desa Sukarame, Kecamatan Carita. Wilayah Desa Sukarame merupakan daerah terparah dengan korban jiwa lebih dari 70 orang, 8 di antaranya warga Cibenda.
Trauma akan bencana tsunami terulang. Ratusan warga terpaksa mengungsi ke perbukitan sekitar 1 km dari tempat tinggalnya. Di areal persawahan yang bukan diperuntukan sebagai areal pengungsian, warga yang terdiri dari 5 rukun tetangga (RT) mendirikan tenda darurat dari plastik tanpa alas. Para pengungsi ini selama dua hari mengaku belum tersentuh bantuan apapun dari pemerintah.
"Belum ada bantuan apapun dari pemerintah. Sekarang bantuan sudah datang dari petugas lalulintas berupa 2 tenda besar, selimut air mineral serta sembako. Saya berterima kasih kepada Kapolda Banten yang telah mengirimkan bantuan," ungkap Angkri, Ketua RT 11/04 Kampung Cibenda.
Sebelum bantuan dari Polda Banten datang, Angkri mengaku khawatir dengan keadaan warganya. Tidur beratap plastik tanpa alas serta bahan makanan, warga akan sakit dan kelaparan. Untuk ke rumah, warga tidak berani karena belum ada pemberitahuan kalau kondisi sudah aman.
"Saya khawatir sakit aja, soalnya warga sudah tidak punya apa-apa lagi karena rumahnya hancur. Alhamdulillah sekarang bantuan sudah ada dan sungguh sangat bermanfaat bagi warga," kata Angkri yang mengaku bertugas di PLTU Labuan.
Direktur Lalulintas Polda Banten, AKBP Wibowo mengatakan, bantuan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Polda Banten terhadap masyarakat yang terdampak bencana tsunami.
"Karena kita mengetahui, Kapolda langsung memerintahkan untuk segera mengirimkan bantuan yang dibutuhkan masyarakat," kata Wibowo ditemui di lokasi pengungsian.
Wibowo mengatakan, kondisi warga di pengungsian terlihat memprihatinkan karena harus tinggal di areal persawahan dengan tenda plastik seadanya tanpa alas. Hujan yang terus mengguyur dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan para pengungsi.
"Kalau dari segi keselamatan memang sangat aman jika terjadi tsunami susulan karena posisinya berada di perbukitan, namun dengan kondisi tempat pengungsian seadanya sangat rentan terkena penyakit. Mudah-mudahan bantuan ini dapat meringankan beban warga," kata Dirlantas. (HR/TN3)