Rabu, 4 Desember 2024

Tiga Juta Orang Tidak Datang ke TPS Pada Pilkada Banten 2024, Berikut Alasannya

Ilustrasi. (Dok: Kaltimkita)
Ilustrasi. (Dok: Kaltimkita)

SERANG, TitikNOL - Partisipasi pemilih pada Pilkada Serentak 2024 untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten berdasarkan hitung cepat atau quick count cenderung rendah. Sebanyak 36,5 persen atau 3.027.223 pemilih tidak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) alias Golput, sedangkan sisanya 5.889.439 datang ke TPS.

KPU Banten menarget partisipasi pemilih pada Pilkada Serentak 2024 sebesar 78 persen. Angka tersebut, lebih besar 1 point dari target pada Pilkada Banten tahun 2017 lalu yakni sebesar 77 persen, dengan tingkat kedatangan ke TPS 63,5 persen, sisanya 36,5 persen Golput

Berdasarkan data hitung cepat yang dilakukan oleh partai politik (Parpol), dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Banten 2024 sebanyak 8.926.662, terdiri dari 4.495.022 laki-laki dan 4.431.640 perempuan yang tersebar di delapan kabupaten dab kota, 155 kecamatan, dan 1552 kelurahan termasuk desa. Lebih dari 3 juta lebih pemilih Golput.

Akademisi dari Untirta Serang, Teguh Aris Munandar dihubungi melalui telpon genggamnya, Kamis (28/11) mengungkapkan jika data quick count sama dengan real count dari KPU Banten nanti, dimana 3 juta lebih pemilih atau 36,5 persen Golput, artinya partisipasi pemilih masih rendah.

"Betul, ini tergolong rendah. Dan kalau dilihat dari prosentasenya di Pilkada Banten tahhn 2017 lalu angkanya sama. Dimana pada Pilkada 2017, tidak mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 77 persen, tapi yang datang ke TPS 63,5 persen," katanya.

Dia menjelaskan, dengan masih belum maksimalnya meningkatnya partisipasi pemilih pada setiap perhelatan Pilkada, menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama, bukan hanya KPU.

"Saya rasa ini harus jadi catatan penting. Bila perlu dilakulan riset yang komperensif oleh lembaga resmi, dlalu dipetakan kelompok mana saja yang golput, sehingga pada Pilkada-Pilkada selanjutnya partisipasi pemilihnya meningkat," ungkapnya.

Ada beberapa kemungkinan partisipasi pemilih di Banten masih rendah. Salah satunya, adalah cuaca yang pada saat pencoblosan tanggal 27 November kemarin hujan deras hampir merata dikabupaten/kota.

"Ada juga kemungkinan, karena masyarakat Banten ini kan urban, ketika pencoblosan ada dokumen yang tkdak terbawa, sehingga pengurusannya terhambat, yang pada akhirnya tidak datang ke TPS," ujarnya.

Hal lainya yang menjadi pemilih tidak mau datang ke TPS lanjut dia, adalah adanya ketidaktertarikan kandiidat calon kepala daerah dan wakilnya. Apalagi saat ini banyak pemilih dari kalangan muda atau Z.

"Mungkin belum menyasar mayoritas pemilih kalangan Z. Kandidat yang ada dianggap kurang mewakili," kata Teguh.

Selama ini kata Teguh, kerja-kerja KPU bersama dengan pemerintah daerah dan steakholder lainnya dirasa maksimal, dimana ajakan agar datang ke TPS pada hari pencoblosan selalu disampaikan kepada maayarakat Banten.

Komentar