JAKARTA, TitikNOL – Besok, Tepat 10 Januari 2016 PDI Perjuangan menginjak usianya yang ke-44. Puncak acara peringatan HUT ke-44 ini akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Pada acara tersebut, Rano Karno yang saat ini tengah mengikuti penyelenggaraan pemilihan Gubernur Banten, mendapatkan sebuah kehormatan. Dimana Rano telah dipercaya untuk membacakan Dedication of Life ini di hadapan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri dan Presiden RI Jokowi.
Seperti diketahui, pembacaan naskah Dedication of Life yang ditulis oleh Presiden Pertama RI Bung Karno, merupakan magnet tersendiri di acara tersebut dan selalu jadi perhatian publik. Presiden Jokowi pernah membacakan Dedication of Life ini di hadapan Ketua Umum Megawati Sukarnoputri beberapa tahun lalu.
Baca juga: PDIP Bahas Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Acara Harlah
Rano sendiri mengaku sangat terhormat mendapat kepercayaan ini. Sosok Bung Karno yang dikaguminya itu disebutnya sebagai inspirasi dan api semangat dalam mengisi kemerdekaan.
"Bung Karno adalah Bapak Bangsa. Melalui Dedication of Life kita bisa merasakan api perjuangan yang tak pernah padam. Bung Karno telah mewariskan pesan dan hikmah yang menggetarkan," kata Rano.
Dedication of Life telah berulang disampaikan Bung Karno dalam berbagai pertemuan secara lisan. Namun kata-kata dalam Dedication of Life secara tertulis baru dilakukan Bung Karno pada tahun 1966. Bung Karno menulis Dedication of Life sebagai bentuk komitmennya dalam mengabdi kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air.
Berikut adalah Dedication of Life yang dituliskan Bung Karno pada 1966.
Saya adalah manusia biasa
Saya, dus, tidak sempurna
Sebagai manusia biasa, saya tak luput dari kekurangan dan kesalahan
Hanya kebahagiaanku adalah mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada bangsa
Itulah dedicaiton of life-ku
Jiwa pengabdian inilah jadi falsafah hidupku
Saya nikmati dan jadi bekal hidupku
Tanpa jiwa pengabdian ini saya bukan apa-apa
Akan tetapi dengan jiwa pengabdian ini Saya merasa hidupku bahagia dan membawa manfaat
Soekarno, 10 September 1966. (Rif)