SERANG, TitikNOL - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang, memiliki peran penting dalam menghadapai bencana pada awal tahun 2022.
Pegawai dan relawan Dinsos sigap dalam menyalurkan kebutuhan sandang pangan bagi masyarakat yang menjadi korban bencana.
Kepala Dinsos Kabupaten Serang, Subur Prianto mengatakan, pegawai dan relawan selalu hadir dalam membantu kebutuhan masyarakat. Salah satunya ditunjukan dengan kesigapan dinsos dalam penanganan bencana banjir di awal tahun 2022.
Berdasarkan data, setidaknya ada 10 kecamatan yang terdampak banjir, di antaranya Padarincang, Ciruas, Gunung Sari, Ciomas, Waringikurung, Kramatwatu, Kragilan Cinangka, Baros, dan Lebakwangi.
Adapun korban yang terdampak bajir berjumlah 5.780 Kepala Keluarga (KK). Untuk meringankan beban masyarakat, Dinas Sosial langsung bergerak cepat membantu masyarakat yang terkena musibah, dengan mendirikan dapur umum yang tersebar di tiga kecamatan, meliputi Kecamatan Ciruas sejak 1 sampai 3 Maret, Kecamatan Kramatwatu 1 sampai 2 Maret dan Cinangka 4 sampai 6 Maret.
"Dalam momen yang bersamaan, bencana yang terjadi bukan hanya banjir melainkan ada juga tanah longsor, rumah roboh dan lainnya," katanya saat diwawancara, Kamis (7/4/2022).
Ia menerangkan, Dinsos tidak menangani sampai menghitung kerugian fisik, tapi melindungi warga masyarakat yang terkena dampak dari sisi sandang dan pangan.
"Para korban kemudian diberikan santunan atau pun bantuan sesuai dengan kebutuhan saat bencana. Bagi yang terdampak rumah roboh Dinsos sampai menyediakan alat masak," terangnya.
Hal itu dilakukan sebagai tanggung jawab Dinsos yang berupaya meminimalkan penderitaan masyarakat yang menjadi korban.
Dalam mendistribusikan bantuan, dinsos tidak sendiri, sebab memiliki lembaga yang ada di bawahnya. Di antaranya 198 orang anggota Tagana yang sigap dan tersebar di semua kecamatan bukan hanya mampu mendistribusikan bantuan dengan baik tapi juga bekerja sebagai seorang pelayan di dapur umum.
"Mereka siap memberikan makanan siap saji yang sudah dimasak. Dengan demikian tim sudah bekerja dengan luar biasa bahu membahu," ujarnya.
Selain itu ada juga TKSK, pendamping PKH, Karang Taruna, dan Pendamping Jamsosratu. Kemudian Dinsos juga menyiapkan sarana prasarana berupa mobil dapur umum lapangan, mobil ranger, mobil truk, tangki air, motor KLX, perahu dolphin, tenda, peralatan masak dapur umum, menyediakan logistik atau buffer stok.
Kemudian dengan segala keterbatasan yang ada, Dinsos juga mendapat dukungan bantuan dari berbagai perusahaan termasuk organisasi masyarakat. Baik dari CSR perusahaan hingga ada juga dari Paguyuban Orang Banten.
Bantuan tersebut semuanya telah didistribusikan dengan baik. Sedangkan kelanjutan penanganan bencana kedepan, perlu dipetakan agar bisa berdaya kembali.
"Sehingga masyarakat yang termasuk yang tertera dalam DTKS, bisa mendapat bantuan pemberdayaan dan juga bantuan lainnya," paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinsos Kabupaten Serang, Encep Binyamin Somantri menambahkan, data terpadu yang dimulai dari tingkat desa dengan operator SIKS NG menjadi pekerjaan penting.
Sehingga data yang ada bisa diupdate agar berjalan dengan baik. Data tersebut bisa jadi patokan utama pemerintah dalam menyalurkan bantuan.
"Begitu pula jika terjadi rumah roboh dan lainnya, yang datanya ada di Dinsos, akan dapat dibantu oleh BAZNAS, Perkim dan pihak lainnya. Sehingga penanganan rutilahu bisa berjalan dengan baik," tambahnya.
Ia menyebutkan, kondisi saat ini penanganan Rutilahu di Kabupaten Serang sudah ada antrean begitu panjang yang jadi prioritas. Oleh karena itu dalam penanganannya Dinsos mencoba memilah Rutilahu yang sangat urgen untuk dibangun.
Urgen atau tidak tersebut dilihat dari sisi fisik. Dengan segala keterbatasan tersebut penanganan bencana dan rutilahu dilakukan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan dari berbagai elemen, sehingga pelaksanaan kegiatan karena bencana dan Rutilahu bisa tertangani dengan baik.
Dalam setahun anggaran yang terhimpun dari iuran ASN Kabupaten Serang, hanya bisa untuk membangun 3 sampai 4 rumah per tahun dengan anggaran Rp25 juta.
Kemudian dari kegiatan yang dilakukan Baznas melalui kampung Baznas, APBN dan lainnya dipastikan menangani data keseluruhan yang sudah masuk dalam DTKS.
"Selanjutnya, bencana tidak diharapkan kedatangannya. Namun jika terjadi harus disikapi dengan sigap, dengan pasukan di relawan yang dapat diandalkan bekerja dengan baik," paparnya.
Dalam sebuah bencana, kata dia, sayap-sayap dinas, baik Karang Taruna pendamping PKH, dan lainnya sebagai bagian informasi yang bisa berjalan cepat.
Secara prosedural hal tersebut sudah berjalan dengan baik, apabila terjadi sesuatu secara prosedural sudah dilakukan oleh pemerintah dan desa.
Sehingga data yang ada di dinsos penanganan bencana bisa transparan dan cepat dilayani.
Dalam penanganan bencana secara kelembagaan ada BPBD, namun sisi lain dinsos memiliki tugas yang berbeda. Tugas BPBD dan dinsos tinggal disinergikan.
"Jika BPBD mulai dari evaluasi bencana, pasca bencana hingga kegiatan fisik, namun untuk Dinsos bagaimana pelaksanaan awal saat penanganan bencana dengan memberi bantuan," jelasnya. (Adv)