TitikNOL - Dana Anak-anak PBB atau UNICEF menghimbau donor agar menggalang dana sebesar 2,8 miliar dolar untuk melindungi dan membantu 43 juta anak-anak di seluruh dunia yang terjebak dalam situasi darurat kemanusiaan, termasuk konflik, wabah, dan perubahan iklim.
Seruan bagi bantuan dana tahun ini dari UNICEF sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu, ketika epidemic Ebola di Afrika Barat membutuhkan alokasi yang besar dari dana untuk situasi darurat kemanusiaan di seluruh dunia.
Untuk pertama kalinya, UNICEF mengatakan, porsi terbesar dari dana bantuan itu, 25 persen, akan dipakai membiayai pendidikan anak-anak dalam situasi darurat. Instansi itu mengatakan, fihaknya akan menyediakan pendidikan untuk lebih dari 8 juta anak-anak tahun ini.
Lima juta adalah anak-anak Suriah di negara itu atau yang hidup sebagai pengungsi di negara-negara di dekatnya.
Wakil UNICEF di Suriah, Hanna Singer, tahu penderitaan akibat perang terhadap anak-anak ini. Katanya, Suriah merupakan tempat paling berbahaya di dunia untuk anak-anak.
Banyak yang tewas dan cedera akibat pertempuran dan banyak lainnya meninggal karena layanan medis tidak ada.
Kata Singer, dampak perang terhadap pendidikan, yang menurut dia merupakan sebuah langkah penyelamatan hidup, luar biasa. Katanya, 2 juta anak-anak Suriah tidak bersekolah, dan satu dari empat sekolah di Suriah tidak bisa dipergunakan.
Sektor pendidikan kehilangan 50 ribu guru karena tewas atau terpaksa mengungsi keluar Suriah.
"Untuk sebuah negara yang sebelum konflik, menyaksikan tingkat pendaftaran sekolah lebih dari 90 persen, Suriah kini kehilangan dua dekade kemajuan pendidikan. Ini berisiko besar, dan seluruh generasi anak-anak ini hilang," tambah Singer.
Pendanaan yang dipohonkan UNICEF ini juga akan meringankan penderitaan anak-anak akibat kekurangan makanan, kekerasan, penyakit, dan pelecehan.
Badan PBB itu mengatakan, perubahan iklim merupakan ancaman semakin besar dimana ratusan juta anak-anak tinggal di daerah yang terancam banjir besar dan kekeringan yang parah.
Direktur UNICEF untuk program darurat, Afshan Khan, anak-anak di kawasah Sahel, Afrika, khususnya, rentan terhadap bencana ini.
"Ada dampak negatifnya pada setiap orang, tetapi terutama anak-anak. Ini terkait dengan nutrisi, air bersih; dan hal-hal lainnya. Kehidupan terpengaruh, kemiskinan anak muncul, pekerja anak, eksploitasi, perdagangan manusia, perpindahan populasi," ujar Khan.
Program-program lainnya ditujukan untuk membantu anak-anak di daerah rawan seperti Burundi, negara-negara di sekeliling danau Chad, yang diliputi konflik, serta kekurangan makanan dan air.
Sumber: www.voaindonesia.com