TitikNOL - Jumlah pengguna aplikasi perpesanan Signal meningkat secara siginifikan dalam beberapa hari terakhir. Hal itu pun menempatkan Signal sebagai di aplikasi gratis nomor 1 di Google Play Store dan Apple App Store.
Signal memiliki sekitar 7,5 juta penginstalan secara global dari App Store dan Google Play hanya dalam waktu singkat, yakni sejak tanggal 7-10 Januari 202. Jumlah itu lebih dari 43 kali penginstalan yang diterima selama pekan sebelumnya, menurut Sensor Tower.
Mengutip CNN, layanan pesan terenkripsi seperti Signal telah mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir. Ada beberapa faktor yang membuat Signal semakin populer dan diinstal.
Pertama, popularitas Signal dipengaruhi oleh orang-orang yang semakin peduli untuk menjaga informasi pribadi mereka. Kemudian, kebingungan atas kebijakan privasi baru dari layanan pesan terenkripsi milik Facebook, yakni WhatsApp juga semakin meningkatkan penggunaan Signal.
Signal juga menerima dukungan dari beberapa tokoh, misalnya CEO Tesla Elon Musk. Lewat Twitter, Musk diketahui sempat berkicau 'Use Signal'.
Selanjutnya, lonjakan unduhan Signal baru juga seiring dengan kerusuhan di Washington DC dan langkah Amazon, Apple, dan Google untuk memutuskan hubungan dengan Parler, layanan jejaring sosial yang disukai oleh anggota sayap kanan.
Seperti Signal, aplikasi perpesanan terenkripsi lainnya Telegram juga mengaku telah menarik 25 juta pengguna baru dari seluruh dunia dalam 72 jam, menjadikan total basis pengguna aktifnya menjadi 500 juta.
Lonjakan besar dalam lalu lintas Signal dilaporkan telah menyebabkan beberapa gangguan. Misalnya, kode verifikasi untuk pendaftaran pengguna baru menjadi tertunda.
Dari semua faktor itu, dampak kebijakan privasi baru WhatsApp mungkin menjadi penyumbang terbesar penginstalan Signal. Banyak pengguna WhatsApp kecewa dengan data pengguna yang bisa dibagi ke Facebook yang memiliki reputasi bermasalah dalam hal melindungi data pengguna.
Semua pesan pribadi antara individu dan sebagian besar bisnis di WhatsApp memang masih dilindungi oleh enkripsi ujung-ke-ujung, yang berarti aplikasi tidak dapat melihatnya atau membaginya dengan Facebook (pengguna akan diberi tahu sebelum mengobrol dengan bisnis yang pesannya tidak terenkripsi).
Tetapi WhatsApp mengumpulkan informasi lain pengguna, seperti mengetahui bagaimana dan kapan seseorang menggunakan aplikasi, dan informasi perangkat pengguna seperti alamat IP.
Menurut WhatsApp, praktik berbagi data ini bukanlah hal baru. Pada 2016, perusahaan sempat menawarkan kepada pengguna tentang kemampuan untuk menyisih dari berbagi data dengan Facebook.
Meskipun kebijakan tersebut bukanlah hal baru, kebijakan itu mungkin mendorong pengguna untuk beralih ke Signal. Signal adalah aplikasi gratis lainnya yang menyediakan pesan terenkripsi, panggilan dan obrolan video.
Terenkripsi berarti konten pesan diacak hingga mencapai penerima dan tidak ada perantara yang dapat melihatnya. Aplikasi ini dijalankan oleh nirlaba Signal Foundation, yang diluncurkan pada 2018 dengan bantuan salah satu pendiri WhatsApp Brian Acton, yang meninggalkan WhatsApp dan Facebook pada tahun 2017.
Melansir New York Times, pesan berantai yang secara keliru mengklaim bahwa Facebook dapat membaca pesan WhatsApp juga mempengaruhi popularitas Signal hingga Telegram. Namun, pada intinya WhatsApp memang akan membagikan sebagian data pengguna kepada dengan Facebook.
Carl Woog, juru bicara WhatsApp mengatakan bahwa pengaturan privasi pengguna tidak berubah dan rumor tentang data apa yang dibagikan sebagian besar tidak berdasar.
"Yang tidak berubah adalah pesan pribadi ke teman dan keluarga, termasuk obrolan grup, akan dilindungi oleh enkripsi ujung-ke-ujung sehingga kami tidak bisa melihatnya," katanya.
Meskipun tidak ada perubahan berarti pada cara WhatsApp menangani data pengguna, orang-orang telah menafsirkan pemberitahuan privasi aplikasi bahwa semua jenis informasi pribadi bisa dimiliki WhatsApp dan dibagikan kepada Facebook.
Berita ini telah tayang di cnnindonesia.com, dengan judul: Klaim Jaga Privasi Pengguna, Aplikasi Signal Semakin Populer