CILEGON,TitikNOL – Hari ini, perusahaan plat merah milik Pemkot Cilegon, PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Bosowa Bandar Indonesia.
Hal ini terkait perencanaan pembangunan dan pengelolaan Pelabuhan Warnasari, pada Jumat (23/2/2017).
Walikota Cilegon Tb Iman Ariyadi mengatakan, penandatanganan MoU ini merupakan sebuah momentum yang sangat penting, karena merupakan bentuk kemajuan nyata dari niat dan upaya seluruh elemen masyarakat Cilegon yang ingin memiliki pelabuhan daerah demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Perjuangan masyarakat Cilegon untuk memiliki pelabuhan telah melalui proses yang panjang. Dimulai sejak tahun 2001, saat kepemimpinan Walikota Cilegon Alm. Tb Aat Syafa’at yang dengan berani mengeluarkan Perda nomor 1 tahun 2001 tentang kepelabuhanan di Kota Cilegon,” jelas Iman.
Lebih lanjut Iman menjelaskan, PT Bosowa Bandar Indonesia bersedia membangun dermaga curah kering, dermaga cair, Trestle, conveyort, crane dan fasilitas lainnya. “Kami yakin, melalui kerjasama yang baik dengan PT Bosowa ini semua perencanaan yang telah disusun dengan matang ini akan bisa terwujud dan menjadikan pelabuhan bertaraf internasional,” ujarnya.
Iman pun berharap, setelah penandatangan MoU ini kedua belah pihak dapat segera bergerak melakukan percepatan pembangunan Pelabuhan Warnsari dengan tiga tahapan utama, yaitu jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Sementara itu, Chairman PT Bosowa Corporindo Erwin Aksa mengungkapkan, Pelabuhan Warnasari memiliki lokasi yang strategis tinggal penguatan dalam hal persaingan bisnis. “Kalau melihat panjang dan dermaganya nilai investasi sekitar Rp1,5 sampai dua triliun, tetapi itu akan dilihat dan dihitung oleh arsiteknya,” terangnya.
Erwin menyebut, Pelabuhan Warnasari akan lebih efisien dibanding pelabuhan lainnya.
“Pelabuhan ini akan sama persis dengan pelabuhan yang sudah ada saat ini di Banten tetapi ini akan lebih efisien. Tentunya kalau persaingannya sehat akan semakin menekan biaya logistik,” pungkasnya. (Ardi/Rif)