BANTEN, TitikNOL - Kisah inspiratif kembali dihadirkan di Program Keluarga Harapan (PKH). Dua anak dari keluarga kategori miskin yang merupakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH asal lingkungan gudang RT 03 RW 03 Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang Kota Cilegon, menjadi lulusan terbaik CPNS Kemensos RI dan masuk Universitas Indonesia.
Keduanya yakni Arya Putra Nugraha (23) dan Arie Kurnia Prawira. Keduanya merupakan anak dari pasangan Euis Kurniasih, keluarga miskin penerima PKH dan Ariful yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan.
Kisah nyata ini jelas menjadi bukti, bahwa Program Keluarga Harapan (PKH) memberikan manfaat yang sangat positif bagi warga penerimanya.
Selain mengharumkan program PKH, Arya juga berhasil mematahkan stigma negatif bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk bisa berprestasi, bahakan masuk perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.
Arya yang juga pernah dinobatkan di PKH Award tahun 2017 lalu, pada tes CPNS tahun ini (2018-red), kembali menorehkan prestasinya dengan menjadi lulusan terbaik pada tes CPNS di Kemensos.
Keluarga Arya menerima PKH sejak tahun 2013, Arya memiliki 8 saudara. Ayahnya bernama Ariful. Meski pekerjaan sang ayah hanya serabutan, namun tidak menyurutkan semangat berprestasi Arya dan adik–adiknya.
Keluarga Arya masuk dalam kategori Penerima PKH, selain tergolong dari keluarga miskin juga memiliki anak sekolah SMA, SMP dan SD.
Euis Kurniasih ibu dari Arya (KPM PKH), sangat bangga dengan prestasi yang diraih anak-anaknya. Euis pun tak menyangka anaknya dapat masuk UI dan kini lulus CPNS di Kementerian Sosial RI dengan nilai terbaik.
“Saya hanya berdoa dan berharap pada Allah SWT agar anak-anak saya sukses di masa depan,†ujar Euis singkat.
Demikian pula, Arya mengakui bahwa kesuksesan yang saat ini diraih berkat keluarganya menerima PKH.
“Sangat membantu keluarga kami dalam memenuhi kehidupan sehari-hari dan juga meringankan biaya pendidikan sehingga kami dapat memenuhi hak kami dalam menempuh pendidikan,†ujarnya.
Menurut informasi yang disampaikan pihak keluarga, Euis saat ini tengah mengidap kanker rahim saat melahirkan anak bungsunya. Penyakitnya telah merenggut kesehatannya dari tahun 2006 lalu.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Nurhana, mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi anak KPM PKH dari Kota Cilegon Provinsi Bante.
“Alhamdulillah saya bangga, dahulu mendapat bantuan PKH sekarang bisa membantu Kemensos untuk mengentaskan kemiskinan,†ujar Nuhana belum lama ini.
"Semoga ini bisa menjadi motivasi bagi Pendamping, KPM dan anak-anak KPM PKH lainnya bahwa PKH bisa menetaskan bibit-bibit unggul," tambahnya.
Senada dengan Nurhana, Kasi Jamsoskel Budi Darma mejelaskan, Pemerintah Provinsi Banten sesuai petunjuk arahan dari Gubernur dan Wakil gubernur, memiliki concern dan komitmen yang tinggi terhadap program program PKH dan sejenisnya.
"Setidaknya hal ini terbukti dari bertambahnya jumlah penerima manfaat Jamsosratu sebagai program Duplikat PKH, pada tahun 2019 juga besaran bantuan bertambah,†jelas Budi.
“Melalui cerita sukses Arya beserta adiknya, kami berharap ini menjadi pemicu semangat para penerima manfaat program sejenis, agar memiliki semangat yang sama dalam menghadapi kesulitan hidup. Hal ini pun harus dimaknai bahwa setiap kita semua warga negara memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh kehidupan dan kesejahteraan sosial yang layak,†tutupnya.
Di tempat terpisah, Lidya, SDM PKH Pendamping KPM keluarga Arya, mengaku banyak belajar dari keluarga Euis Kurniasih.
"Sebagai pendamping keluarga ini (Euis-red) saya juga banyak belajar tentang kegigihan perjuangan seorang ibu. Saya berharap bisa memotivasi KPM PKH lainnya, walaupun dengan keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih kesuksesan," tukasnya. (red)