SERANG, TitikNOL - Sebanyak 192 hektare sawah di Kabupaten Serang alami puso atau gagal panen. Hal ini disebabkan kemarau panjang dan adanya perbaikan bendungan Pamarayan.
Kasie Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Serang Anton Eka Prasetia mengatakan, minimnya pasokan air irigasi yang menjadi faktor utama lima kecamatan di Kabupaten Serang mengalami puso.
"Lahan pusonya ada di 5 Kecamatan dengan total 192 hektare, di antaranya Kecamatan Cikesal, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Kecamatan Cikande dan Kecamatan Kopo," katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (5/9/2019).
Menurutnya, gagal panen diprediksi akan lebih meluas. Terlebih hingga kini ada 2.775 hektare sawah yang mengalami kekeringan.
Berdasarkan data yang ada di Dinas Pertanian, kata Anton, jumlah puso pada tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Kondisi ini disebabkan adanya perbaikan bendungan Pamarayan sebagai sumber utama bagi mengaliri sawah masyarakat.
"Ini memang ada beberapa faktor musim kemarau sama bendungan Pamarayan yang di tutup dalam masa perbaikan. Pada saat petani memerlukan air otomatis lahan sawah yang mengandalkan irigasi terkena dampaknya," ujarnya.
Meski demikian, petani yang mengalami tanaman padinya puso akan mendapatkan bantuan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dari PT. Jasindo. Dimana, bagi yang terdaftar atau mempunyai kartu petani akan mendapat ganti rugi dengan nilai uang sebesar Rp6 juta per hektare.
"Yang tidak ikut daftar asuransi, kami ada bantuan benih padi puso. Bantuan benih itu akan di luncurkan kalau sudah ada berita acara dari POPT, jadi ada Cadangan Bantuan Daerah (CBD) dari Pemkab," terangnya.
Untuk meminimalisir bertambahnya jumlah puso, pihaknya mengaku telah memberikan bantuan pompa air kepada petani yang lahan sawanya dekat dengan aliran sungai.
"Sebenarnya agustus sampai Desember ini tutup full semua, tapi kami coba komunikasi mengusulkan jangan di tutup semua, akhirnya keputusan itu di buka tutup," tukasnya. (Son/Tn1)