CILEGON, TitikNOL - Sebanyak 30 negara anggota International Maritime Organization (IMO) akan memetakan alur laut bagi kapal - kapal internasional di Selat Sunda. Rencananya, mereka akan melakukan survei pada November mendatang.
Diketahui, selama ini Selat Sunda hanya memiliki Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Alur tersebut hanya diberlakukan secara nasional. Ke depan, di Selat Sunda akan diadakan traffic separtion scheme (TSS) atau pembuatan skema pemisah lalu lintas antara kapal - kapal ferry dan kapal barang yang melintasi Selat Sunda.
"Ini IMO mau survei lokasi, kita kan yang mengajukan, dirapatkan di IMO termasuk negara-negara yang sering kapalnya ke sini supaya aman," kata kepala Vissel Traffic Services (VTS) Merak, Entris Sutrisna kepada wartawan di Merak, Kamis (25/10/2018).
Penatapan jalur internasional itu diprioritaskan untuk keselamatan kapal - kapal yang berlayar di Selat Sunda. Nantinya, kata Entris, sepanjang jalur TSS itu akan dipasang rambu-rambu guna mengetahui mana jalur kapal ferry dan kapal barang.
Selama ini, lanjut Entris, di Selat Sunda hanya memiliki jalur yang tingkatnya hanya nasional. Nantinya, TSS itu bakal diketahui secara internasional. Dengan begitu, kapal - kapal yang menyalahi jalur akan diberi peringatan.
"Jalur ALKI itu kan untuk internal aja. Nah kalau TSS seluruh negara tahu bahkan kapal luar negeri pun bisa mengusir kapal kita kalau yang salah (jalur). Artinya lewat situ tetap akan bayar kayak tol lagi gitu," jelasnya.
Lebih lanjut, Entris mengungkapkan, di Selat Sunda setiap harinya ratusan trip kapal meramaikan Selat Sunda. Mulai dari kapal cargo dan barang serta kapal ferry Merak - Bakauheuni.
"Jadi semua kapal antar negara itu lewat Selat Sunda. Yang akan dibuat (TSS) di Indonesia itu Selat Sunda dan Selat Lombok," ungkapnya. (Ardi/TN3)