Jum`at, 22 November 2024

Bakar Ban, Demo Mahasiswa di Pendopo Gubernur Banten Ricuh

Aksi unjukrasa di depan Kantor Setda Banten. (Foto: TitikNOL)
Aksi unjukrasa di depan Kantor Setda Banten. (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Banten Menggugat (Kasibat) melampiaskan rasa kekecewaannya dengan membakar ban bekas di depan Kantor Gubernur Banten, Rabu (23/9/2020).

Awalnya, para mahasiswa ini menyampaikan aspirasi di depan gerbang utama Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kecamatan Curug.

Mereka meminta bertemu dengan Gubernur Banten Wahidin Halim untuk menyampaikan kegelisahan masyarakat. Namun, langkahnya terjegal karena dikawal ketat oleh aparat Kepolisian. Aksi saling dorongpun tidak terhindarkan.

Tidak bisa menembus barisan Polisi, akhirnya para pengunjukrasa bergeser ke Kantor Setda Banten dengan cara melompati pagar. Teriakan larangan pun terdengar dari petugas Kepolisian. Namun, para mahasiswa mengabaikannya.

"Jangan naik woy, turun. Boleh demo tapi jangan merusak fasilitas negara," teriak salah satu petugas Kepolisian.

Setelah berhasil memanjat pagar, beberapa mahasiswa membakar ban bekas tepat di bawah tiang bendera Kantor Setda Banten.

Baca juga: Demo Gubernur, Mahasiswa Kritisi Pinjaman Pemprov ke PT. SMI

Melihat api menyala, sejumlah penjaga kantor Setda Banten berlari melerai mahasiswa yang bernyanyi di depan kobaran api. Aksi saling dorong dan adu jotospun kembali terjadi. Kemudian, salah satu petugas kantor Setda Banten berlari memadamkan api dengan alat pemadam api ringan. Si jago merahpun mati.

Salah satu massa aksi, Iman mengatakan, pembangunan insfratuktur sport center yang pendanaanya dari skema pinjam daerah, hanya untuk kepentingan oligarki. Sebab, anggaran yang digelintorkan senilai Rp430 miliar merupakan setengah anggaran dari APBD Perubahan.

"Dana PEN seharusnya dialokasikan kepada UMKM, tapi ini malah dianggarakan untuk kepentingan segelintir kelompok. Ini oligarki lokal yang tumbuh di negara, ini ada apa?," katanya.

Menurutnya, seharusnya dana pinjaman itu diprioritaskan untuk kebutuhan dasar masyarakat. Karena, tidak sedikit warga yang sulit mencari nafkah ditengah gempuran pandemi.

"Di Banten tidak bisa melaksanakan anggaram covid untuk masyarakat kecil dan pengusaha kecil, pemerintah malah membangun sport center. Seharusnya uang tersebut untuk usaha kecil masyarakat, agar rakyat Banten sejahtera. Banyak masyarakat yang kesusahan mencari dana, tapi Pemprov Banten malah banyak mengalokasikan dana untuk sport center," tegasnya.

Pantauan di lokasi, hingga kini aksi mahasiswa masih berlangsung di gerbang Kantor Setda Banten dengan penjagaan ketat dari petugas Kepolisian dan Satpol-PP. Mereka ngotor ingin melakukan audensi dengan unsur pimpinan Pemprov Banten. (Son/Tn1)

Komentar