Aktivis HMI Sesalkan Sikap Represif Polisi ke Mahasiswa yang Aksi Copot Gubernur

Aksi Himpuan Mahasiswa Islam (HMI) di depan kantor Gubernur Banten. (Foto: TitikNOL)
Aksi Himpuan Mahasiswa Islam (HMI) di depan kantor Gubernur Banten. (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Uday Suhada, sayangkan aksi mahasiswa di depan kantor Gubernur Banten yang berujung kericuhan dengan pihak kepolisian h8ngga sebabkan sejumlah mahasiswa babak belur.

"Sebagai warga Banten dan seorang alumni HMI, saya mengecam pemukulan para mahasiswa yg tengah menyuarakan aspirasinya," kata Uday melalui pesan Whatsapp, Kamis (11/4/2019).

Uday menilai, apapun dalihnya menggunakan cara-cara kekerasan tidak pernah dibenarkan dalam prinsip-prinsip kemanusiaan. Khususnya dalam menyampaikan aspirasi kepada pemimpin Banten.

"Ini menjadi bukti bahwa gubernur Wahidin Halim telah membiarkan kekerasan terjadi dihalaman kantornya yg notaben dibangun oleh uang rakyat," ungkapnya.

Menurut Uday, banyak cara untuk merespon sikap kritis mahasiswa, tetapi tidak dengan cara kekerasan.

"Oleh karena itu, para oknum aparat yang melakukan pemukulan tersebut harus ditindak tegas," tegasnya.

Baca juga: Aksi Mahasiswa Tuntut Copot Gubernur Banten Berujung Ricuh

Sebelumnya, Aksi puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jabotabeka-Banten menuntut Gubernur Banten Wahidin Halim turun dari jabatannya, berujung bentrok dengan petugas kepolisian, di depan kantor Gubernur, Curug, Kota Serang, Kamis (11/4/2019).

Kericuhan dipicu saat mahasiswa mulai membakar ban, petugas pun mencoba memadamkan api, namun dihadap oleh massa aksi, hingga terjadi kericuhan mahasiswa dengan pihak kepolisian, aksi kejar kejaran hingga adu pukul pun terjadi.

Akibatnya, sejumlah mahasiswa terkena pukulan dan tiga orang diamankan petugas kepolisian. Massa aksi pun dipaksa membubarkan diri hingga akhirnya mahasiswa pun tarik mundur. (Gat/TN1)

Komentar