Senin, 28 Oktober 2024

Diduga Tak Berijin, Warga Kota Serang Protes Keberadaan Pabrik Aspal di Tembong

Kebaradaan pembangunan pabrik aspal yang diduga tidak berizin di Area Kawasan Wisata Tembong Jaya Kota Serang. (Foto: TitikNOL)
Kebaradaan pembangunan pabrik aspal yang diduga tidak berizin di Area Kawasan Wisata Tembong Jaya Kota Serang. (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Sejumlah Warga Kampung Wulanica, Kelurahan Karundang, Kecamatan Copocok Jaya, Kota Serang, memprotes pembangunan pabrik aspal yang diduga tidak berizin di Area Kawasan Wisata Tembong Jaya Kota Serang.

Salah satu warga, Muhamad Safii Maarif, mengatakan jika pihak perusahaan belum melakukan sosialisasi kepada warga. Bahkan ia menduga jika perusahaan yang tidak diketahui namanyan tersebut tidak berizin.

"Kenapa kita protes? Karena kita sebelumnya sudah merasakan dampak polusi perusahaan seperti itu, kita khawatir dengan dibangun pabrik pengolahan hotmik tersebut kembali membawa dampak polusi debu dan menimbulkan penyakit seperti sebelum belumnya," kata Safii, ditemui lokasi pembangunan pabrik, Rabu (12/10/2016).

Warga yang belum mendapatkan sosialisasi ini pun, ingin menanyakan ke pihak instansi terkait apakah layak jika perusahaan tersebut dibangun di Kota Serang.

"Saya ingin sekali menanyakan instansi terkait, apakah perusahaan pembuat aspal atau hotmix ini layak ada ditengah pemukiman. Karena sebelum pabrik ini beroperasi kita menyampaikan kekhawatiran. Warga hanya ingin ada sosialisasi, dampaknya gimana, jika memang tidak ada dampak negatif masyarakat menerima, kita hanya takut pengalaman buruk yang sudah sudah kembali terjadi," katanya.

Di tempat yang sama, Sanan, Ketua RT 03/04 Kampung Wulanica, Kelurahan Karundang, Kecamatam Copocok, mengatakan, sejauh ini pihak perusahaan belum meminta izin kepada masyarakat sekitar termasuk pada dirinya.

"Dulu, 2013, pernah ada pabrik yang sama, debu masuk ke pemukiman warga, warga hawatir itu terulang lagi. Kita gak mau menghalangi orang usaha. Tapi harus ada izin ke masyarakat," ujarnya.

Warga pun menghawatiran dampak limbah pabrik tersebut, karena pola pengolahan limbah pabrik tersebut belum jelas.

"Warga pernah datang ke rumah. Warga bilang takut seperti yang sudah-sudah banyak polusi debu," ujarnya.

Sementara itu, salah satu pekerja pembangunan pabrik tersebut, Setiawan, mengaku tidak mengetahui perusahaan yang akan membangun pabrik tersebut.

"Saya mah cuma pekerja saja mas, gak tahu soal administrasi," ujarnya.

Menurut keterangan Setiawan, pabrik yang sedang dibangunnya tersebut merulakan pabrik pengolahan hotmik dan beton. Setiawan mengaku hanya bekerja sampai pabrik tersebut beroperasi.

"Cuma kapan operasinya saya gak tahu, saya cuma kerja saja," katanya. (Meghat/Quy)

Komentar