SERANG, TitikNOL – Peringatan Hari Antikorupsi se Dunia (Hakordia) 2018 yang diselenggarakan Ikatan Wartawan Online (IWO) Banten berlansung semarak di Banten. Acara tersebut menghadirkan berbagai pentas seni seperti pembacaan puisi, musikalisasi puisi, band dari berbagai latar belakang komunitas.
Komunitas yang terlibat antara lain mulai dari komunitas seniman, komunitas motor, komunitas pecinta hewan, musisi lokal, seni tradisi, karyawan swasta, pegiat budaya, wartawan, aparat penegak hukum, mahasiswa, siswa dan guru.
Acara bertajuk Deklarasi Pemuda Antikorupsi 2018 tersebut, menurut Ketua Pelaksana Khoirul Anwar, sengaja melibatkan komunitas anak muda. “Bagaimana pun isu korupsi ini menjadi kepedulian bersama, termasuk anak muda di dalamnya,†kata Anwar, Sabtu (8/12/2018) malam.
Anwar mengatakan bahwa selama ini anak muda, khususnya di Banten prihatin atas peristiwa penangkapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada oknum-oknum pejabat Negara. “Sepertinya di Indonesia ini sulit lepas dari jeratan korupsi. Nah, saya berharap anak-anak muda di Banten bisa membuktikan bahwa Indonesia selalu punya harapan, bebas dari korupsi. Itu bisa ditunjukan dengan caranya sendiri-sendiri,†jelas Anwar.
Wartawan di salah satu media online di Banten tersebut menjelaskan, tidak korupsi bisa diupayakan untuk berbagai kalangan. “Di duania music misalnya tidak membajak lagu, siswa tidak mencontek temannya dan tidak korupsi uang SPP, pecinta hewan tidak membeli dari jalur penjualan illegal, dan sebagainya. Jadi kita bisa mengupayakan tidak korupsi dengan cara kita sendiri,†jelasnya.
Ketua IWO Banten Teguh Mahardika menilai keterlibatan banyak pihak akan mendorongan kinerja aparat penegak hukum (APH) dalam mengikis korupsi di Banten. “Ini (pemberantasan korupsi) harus menjadi tugas kita bersama. Sebab tanpa kesadaran dan gerakan bersama korupsi akan tetap terjadi,†jelasnya.
Peran jurnalis dalam mengawal dan mengontrol kekuasaan, menurut dia, menjadi bagian integral dalam meminimalisasi tindak pidana korupsi. Tugas tersebut harus mempu menciptakan penyelenggaraan pemerintah yang bersih. “Supaya terwujud yang namanya celan government danclean governance,†tandasnya.
Ramah Handoko, Satgas Komunitas Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengapresiasi pelaksanaan Hakordia 2018 di Banten. “Saya berharap deklarasi ini menumbuhkan kesadaran semua pihak akan bahaya dari korupsi. Tentu kami semua berharap Banten bersh dari korupsi,†kata mantan gitaris band Seurius tersebut.
Pria yang akrab disapa Koko itu juga menuturkan setiap orang bisa menjadi pelaku sekaligus korban dari praktik korupsi. Sebab korupsi merupakan kejahatan dengan korban yang begitu banyak sekaligus anonym. Misalnya, korupsi pembangunan jalan raya yang tidak disadari oleh pengendara. Korupsi alat kesehatan yang tidak disadari pasien. Korupsi pendidikan yang tidak disadari siswa dan walimurid, dan sebagainya.
“Kita semua bisa menjadi korban sekaligus pelaku. Untuk itu, mari kita bersama-sama melawan korupsi,†kata dia.
Acara Hakordia 2018 tersebut terselenggara atas kerja sama IWO Banten dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Indonesia Corruption Watch (ICW), Kejati Banten, Polda Banten, Bank Indonesia, PT XL Axiala, Komisi Informasi Provinsi Banten, Benten Bersih, Salbay Venue 34, Rambo Banten, Karinding Awi Tilas, Biem.co, Motor Literasi, Bahasa Jawa Serang, Yayasan Informatika, Komunitas Musang, PT Astra Infra Tol Road Tangerang-Merak, PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Merak, dan Sispala SMA 3 Kota Serang. (red)