LEBAK, TitikNOL - Pasangan suami isteri (Pasutri) yang baru menikah sekitar satu bulan lalu yakni, Soleh (22) dan Isterinya bernama Asmah (20), jatuh ke aliran sungai Cimuli setinggi tiga meter, saat melintasi jembatan penghubung Desa Mekarmanik dengan Desa Kadu Rahayu, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak.
Pasangan pengantin baru tersebut jatuh ke bawah jembatan, lantaran sepeda motor Vixion yang ditumpanginya berdua terperosok saat melintasi jembatan yang kondisinya sudah rusak berat.
Ubro Fidaus, salah seorang warga setempat menuturkan, kondisi jembatan kampung Curug Dalung sejak terjadi tanah amblas di Desa Mekarmanik pada sekitar tahun 2010 lalu belum dilakukan perbaikan oleh pemerintah.
Bantalan lantai jembatan menggunakan kayu balok, namun di beberapa bagian samping kanan dan kiri serta tengah, sudah banyak yang rapuh. Akibatnya rawan terjadi kecelakaan bila melintasi jembatan tersebut.
"Sudah banyak sepeda motor yang terperosok, Kamis malam lalu saja sudah ada korban yang jatuh karena sudah banyak lubang-lubang dan kayu lantai jembatan sudah rusak dan rapuh," ujar Ubro, Senin (12/9/2017).
Terpisah, Aliyudin, Kepala Desa Mekarmanik, Kecamatan Bojongmanik, mengamini soal jembatan yang sering menelan korban.
"Iya benar, sepeda motor yang ditumpangi berdua itu terperosok dan nyangkut di atas jembatan. Suaminya yang bernama Soleh memang tidak jatuh ke bawah jembatan, tapi nahas bagi Asmah isterinya Soleh itu. Asmah malah jatuh ke bawah jembatan dan mengalami luka retak di kakinya," ujar Aliyudin.
Dijelaskannya, kondisi jembatan gelagar besi Kampung Curug Dalung semula panjang 6 meter dan Lebar sekitar 2,5 meter. Akan tetapi saat ini jembatan itu panjang hanya sekitar 4 meter dengan kondisi rusak berat.
"Dulu memang panjangnya sekitar 6 meter pak, tapi sekarang paling panjangnya hanya sekitar 4 meter lagi. Kondisi itu terjadi karena pergeseran tanah disekitar jembatan masih terjadi. Amblasnya tanah terus menutup bagian bawah jembatan dan mempersempit panjang jembatan itu," terang Aliyudin.
Selain itu kata Aliyudin, Pemdes Mekarmanik bukan tidak ingin membangun jembatan itu dengan menggunakan dana desa. Sebab kata dia, bila dibangun dengan kondisi tanah yang masih labil hanya akan memboroskan dana desa karena dirinya meyakini jembatan akan kembali rusak.
"Kami berharap Pemkab Lebak melalui Dinas PUPR untuk membangun jembatan tersebut, tapi lokasi pembangunan jembatan tidak berada di lokasi yang sama. Harus digeser ke lokasi tanah yang tidak labil agar jembatan yang dibangun tidak cepat rusak, ada sih lokasi tanah yang tidak labil sebenarnya kalau lokasi pembangunan jembatanya mau dipindahkan," pungkasnya. (Gun/red)