SERANG, TitikNOL - Pulahan mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung plus, gelar aksi unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Serang, di Kota Serang Baru, Kamis (14/3/2019).
Dalam aksinya, mahasiswa menuding bahwa program 100 hari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang Syafrudin-Subadri telah gagal.
Koordinator aksi Ibnu Sakti Mubarok mengatakan, kegagalan program 100 hari itu dibuktikan dengan masih semrautnya Kota Serang.
"Program kerja wali Kota dalam 100 hari hanya sebatas esensial dan pencitraan saja. Sampah masih berceceran, banjir dimana-mana, ini sudah membuktikan Pemkot tidak becus mengurusi permasalahan-permasalahan tersebut. Sampai hari ini tidak ada dampak positif dari program-programnya," katanya dalam orasi.
Di sisi lain, Ibnu menilai, kinerja Wali Kota Serang tidak sesuai dengan jargon kebanggaannya 'Aje Kendor' tidak sesuai dengan esensi dan subtansinya.
"Wali Kota dalam jargon gagahnya aje kendor tidak mencerminkan dari maknanya. Bagaimana hari ini kita saksikan para PKL masih tidak dibenahi untuk mendapakan hak-haknya. Yang padahal PKL merupakan bagian dari rakyat Kota Serang," katanya.
Sementara itu, Adnan Patoni, pendemo lainnya menyebut, masih banyak permasalahan yang tidak ada soslusinya sampai saat ini. Dengan molornya 3 program prioritas hanya dijadikan pencitraan saja.
"3 program prioritas kebersihan lingkungan, relokasi dan penataan hanya sebatas seremonial. Masih banyak permasalahan gizi buruk dan angka pengangguran yang tinggi. Maka kami katakan inalillahi wainailaihi roji'un untuk Wali Kota Serang," kata Adnan.
Ia mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang harus mempunyai master plan untuk menata Kota Serang agar tidak ada lagi kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.
"Masih banyak persoalan prostitusi yang mengotori wajah Ibu Kota Banten. Maka Wali Kota harus mempunyai master plan. Wali Kota harus berani mengatasi kemacetan, banjir dan persoalan kebersihan," pungkasnya. (Gat/TN1)