LEBAK, TitikNOL - Warga Suku Baduy, Desa Kanekes menolak menerima uang dari Partai Politik ataupun peserta Pemilu 2019. Penolakan tersebut dilakukan warga Suku Baduy karena tidak mau terpecah belah gara-gara beda pilihan untuk membela kepentingan orang lain.
"Suara warga Suku Baduy tak bisa di beli dengan uang. Walaupun diiming-imingi uang besar tetap akan menolak jika harus menjadi bagian tim Pemenangan Parpol atapun calon tertentu,"kata Sarif, warga Suku Baduy Luar, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar usai mencoblos di TPS 1 kepada wartawan, Rabu (17/4/2019).
Dijelaskan, warga Suku Baduy menolak jadi tim pemenangan karena tidak mau terjadi perang saudara diantara sesama. Sehingga lebih memilih tidak menerima uang daripada berselisih paham karena beda pilihan.
"Kan kalau kita terima uang nantinya bela mati-matian karena ada yang kemakan. Jika sudah begitu, ya nanti sama saudara, teman, tetangga dan keluarga sendiri bisa ribut gegara beda pilihan, maka dari itu warga Suku Baduy lebih memilih tidak memiliki jagoan (orang atau peserta pemilu),"katanya.
Menurutnya, tidak memiliki jagoan bukan berarti tidak memiliki pilihan atau orang yang akan didukung. Pilihan tetap ada akan tetapi bentuk dukungannya cukup dalam hati.
"Jadi pilihan ada hanya disimpan di hati tidak dikemukakan. Sehingga di Baduy setiap kali pemilihan maka akan adem ayem, tidak akan ada orang ribut atau beradu pendapat gegara beda pilihan,"tuturnya
Sarif mengungkapkan, selain menolak uang, warga Suku Baduy juga akan menolak kedatangan peserta atau tim pemenangan masuk ke Suku Baduy.
Penolakan dilakukan karena untuk menghindari terjadinya perpecahan diantara warga Suku Baduy.
"Kalau sampai diijinkan orang dari luar masuk untuk saling mempengaruhi nanti bisa merusak kerukunan. Makanya kita menolak kedatangan peserta Pemilu melakukan kampanye termasuk pemasangan APK,"tetangnya.
Kata Sarif, penolakan yang dilakukan bukan tidak boleh datang hanya tidak diperkenankan berkampanye. Sementara ketika kedatangannya bersilaturahmi akan diterima dengan baik.
"Makanya di Baduy ini bersih dari APK berupa bendara Parpol ataupun spanduk para calon serta berkampanye. Paling juga ada beberapa calon datang bersilaturahmi itupun akan disambut di rumah kediaman Jaro tidak sampai masuk atau blusukan ke rumah warga hanya di bagian depan saja termasuk APK juga ramai di luar Suku Baduy kalau di dalam tak ada yang mau pasang,"tukas Sarip. (Gun/red/TN2)