SERANG, TitikNOL - Dinas Pendidikan Kota Serang meluncurkan gerakan Jumat Bersih yang akan melibatkan 100 ribu siswa dan 3 ribu guru dari seluruh satuan pendidikan. Gerakan ini menjadi bagian dari penerapan konsep *Kota Serang Cerdas, Berbudi, dan Peduli* dengan tujuan membangun karakter peduli lingkungan sejak usia sekolah.
Kegiatan perdana dilaksanakan di SDN 1 Sempu, Jumat 10 Oktober 2025, Kepala Dinas Pendidikan Kota Serang memimpin langsung kegiatan bersama para guru, siswa, dan warga sekitar dengan membersihkan gang-gang di sekitar sekolah.
“Sekolah tidak bisa berdiri sendiri. Kalau lingkungannya bersih, sekolah ikut bersih. Tapi kalau lingkungan kotor, pengaruhnya akan masuk ke sekolah. Karena itu kami ajak seluruh pelajar dan guru ikut menjaga kebersihan mulai dari lingkungan terdekat,” katanya.
Gerakan Jumat Bersih akan dilaksanakan secara rutin di seluruh sekolah, dari tingkat PAUD hingga SMP. Dinas Pendidikan menargetkan kegiatan ini menjadi budaya bersama antara warga sekolah dan masyarakat.
“Mulai pekan depan, seluruh sekolah di tiap kecamatan akan turun serentak. Kita akan libatkan 100 ribu siswa dan 3 ribu guru. Ini bukan hanya soal bersih-bersih, tapi membangun karakter peduli dan tanggung jawab sosial,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, SDN 1 Sempu dipilih sebagai lokasi awal karena merupakan sekolah adiwiyata yang telah menerapkan konsep kebersihan dan pengelolaan lingkungan. Namun, kebersihan lingkungan sekitar sekolah juga menjadi perhatian penting agar tercipta sinergi antara sekolah dan masyarakat.
“Sekolah memberi contoh, masyarakat ikut bergerak. Kalau anak-anak sudah turun membersihkan lingkungan, orang dewasa pasti ikut tergerak. Ini cara sederhana tapi efektif membangun kesadaran bersama,” sambungnya.
Untuk memperluas dampak gerakan tersebut, Dinas Pendidikan akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan para lurah di seluruh wilayah Kota Serang. Kerja sama ini mencakup pengangkutan sampah, pemilahan, hingga pembinaan kepada masyarakat.
“Kami akan berupaya bekerja sama dengan DLH dan lurah-lurah agar kegiatan ini berkelanjutan. DLH bisa membantu pengangkutan dan pengelolaan sampah, sedangkan kelurahan bisa mendorong warganya ikut terlibat,” jelasnya.
Selain kebersihan, gerakan ini juga menargetkan perubahan perilaku pelajar agar terbiasa menjaga lingkungan. Ia menilai, pendidikan tidak hanya diukur dari kemampuan akademik, tetapi juga dari kepekaan sosial dan kepedulian terhadap sekitar.
“Orang cerdas tanpa kepedulian itu belum sempurna. Kita ingin anak-anak tumbuh menjadi generasi yang peduli, tidak hanya pintar di kelas tapi juga peka terhadap lingkungan,” tegasnya.
Dinas Pendidikan akan menjadikan Jumat Bersih sebagai kegiatan rutin di semua sekolah. Dengan melibatkan seluruh elemen pendidikan, gerakan ini diharapkan menjadi kebiasaan kolektif yang berdampak langsung pada kebersihan Kota Serang.
“Kalau setiap minggu 100 ribu siswa dan 3 ribu guru turun ke lapangan, Kota Serang akan jauh lebih bersih. Ini gerakan moral sekaligus gerakan sosial yang lahir dari dunia pendidikan,” pungkasnya.