SERANG, TitikNOL - Tragedi meninggalnya Yuli warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota Serang yang minum air galon selama dua hari karena menahan rasa lapar menjadi pelajaran penting bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Serang.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Serang Budi Rustandi mengatakan, peristiwa ini merupakan intropeksi diri bagi Pemkot Serang. Mengingat, kejadian ini berada pada Ibu Kota Provinsi Banten.
"Ini bagian intropeksi diri lah, bahwa kejadian pasti ada yang ngatur. Tapi ada sababiyah semoga ini menjadi pembelajaran bagi kami semua," katanya saat ditemui di rumah duka, Selasa (21/04/2020).
Namun yang menjadi perhatian, kata dia, penyebab dari kematian almarhum yang menahan lapar selama dua hari dan hanya minum air galon. Kejadian ini menurutnya tidak boleh lagi terulang.
Harusnya, eksekutif harus mampu mengidentifikasi dampak dari virus Corona dan terdeteksi warga yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup.
"Kejadian ini banyak hikmah yang diambil bagi Pemkot Serang. Seharusnya kalau ada warga begini harus terdeteksi ya, karena ada tingkatan, ada RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan," ujarnya.
Untuk bantuan dari Pemkot Serang, saat ini tinggal hanya penandatangan Peraturan Wali Kota Serang Syafrudin. Mengingat, rapat pembahasan bantuan telah disetujui oleh legislatif.
"Ini semua dalam proses, kalau pemerintah ada prosedur yang harus dilalui. Kemarin rapat dengan Kepala Daerah dan gugus tugas, hari ini baru keluar Perwalnya," terangnya.
Politisi Gerindra itu menyebutkan, dalam kejadian seperti ini perlu peran serta masyarakat terlebih khusus para partai politik. Ia mengaku, DPRD telah mengalokasikan anggaran sebanyak Rp6 miliar untuk penanganan dampak ekonomi virus Corona.
"Kami akan menyisir orang seperti bu Yuli ini untuk diberi bantuan. Yang digeser anggaran perjalanan dinas, kunker, masih banyak. Kami komitmen dari Rp2 miliar menjadi Rp6 miliar. Makanya kami bahu membahu ya, kami akan membantu juga kalau masih ada yang tidak kebagian," jelasnya. (Son/TN1)