Jum`at, 22 November 2024

Demo HUT Banten ke-18, Mahasiswa Ribut dengan Polisi

Mahasiswa dan polisi ricuh saat demo HUT Banten ke-18 di depan Gedung DPRD Banten, Kamis (4/10/2018). (Foto: TitikNOL)
Mahasiswa dan polisi ricuh saat demo HUT Banten ke-18 di depan Gedung DPRD Banten, Kamis (4/10/2018). (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Peringatan HUT ke-18 Provinsi Banten diwarnai keributan akibat aksi unjuk rasa sejumlah elemen mahasiswa di depan Kantor DPRD Banten, Kamis (4/10/2018).

Pantauan TitikNOL, aksi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa yang menamakan diri aliansi Gerakan Empat Oktober (Getir) itu awalnya berjalan kondusif.

Namun usai bergantian menyampaikan orasi, kericuhan antara mahasiswa dengan polisi yang mengamankan aksi tersebut tidak bisa dihindarkan.

Penyebabnya, mahasiswa memaksa untuk merangsek masuk ke dalam Gedung DPRD Banten yang saat itu tengah menggelar sidang Paripurna Istimewa HUT ke-18 Provinsi Banten.

Akibatnya, insiden saling dorong dan saling pukul antara mahasiswa dengan polisi tidak bisa dibendung. Aparat kepolisian langsung melakukan tindakan refresif untuk mencegah mahasiswa masuk ke dalam Gedung DPRD Banten.

Salah satu massa aksi, Ridwan Anggara, menilai bahwa Provinsi Banten di umur ke-18 tahun belum mengalami perubahan signifikan, terutama yang dirasakan masyarakat. Dirinya menganggap masih banyak permasalahan yang dari dahulu belum terselesaikan secara serius.

"Gini-gini aja, enggak ada perubahan yang signifikan yang bisa dirasakan masyarakat," kata pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Perwakilan Serang tersebut.

Massa aksi lain, Yusuf indrajat, juga mendesak agar Gubernur dan Wakil Gubernur Banten bisa segera merealisasikan program kerjanya seperti layanan kesehatan gratis untuk masyarakat.

"Kami mendesak agar program kerja yang sudah dijanjikan sama Pak WH-Andika segera dijalankan," tutur Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Pandeglang (Kumandang) Banten itu.

Mahasiswa Sebut Pemerintah Ngawur

Sementara itu, gelombang aksi mahasiswa lainnya juga datang dari anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-Banten. Dalam aksi ini, mereka menyebut tidak ada kememajuan yang signifikan terutama dalam sektor ekonomi dan pendidikan selama 18 tahun Banten berdiri.

Salah satu anggota HMI cabang Serang, Subhan Fauzi, menganggap bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur Banten belum serius untuk menjankan program kerjanya. Hal itu menurutnya, terlihat dari belum adanya perubahan signifikan yang dirasakan oleh masyarakat.

"Pemerintah yang menduduki jabatan di Provinsi Banten saat ini terlalu banyak ngawur dan hanya mementingkan kepentingan pribadi," kata Subhan Fauzi.

Di tengah-tengah aksi unjuk rassa, Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah mendatangi mahasiswa dan menerima tuntutan yang dibuat dalam surat persetujuan bersama dengan mahasiswa.

Berdasarkan pantauan, aksi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa ini berjalan dengan kondusif. Setelah ditemui ketua DPRD masa aksi membubarkan diri dengan tertib. (Tolib/TN3)

Komentar