LEBAK, TitikNOL - Maraknya truk overtonase yang lalu lalang setiap harinya di wilayah Kabupaten Lebak khususnya di ruas Jalan Bypass Soekarno - Hatta dan beberapa ruas jalan lainnya seperti di sekitar Lampu Merah Sumurbuang, disebut menjadi penyebab rusaknya beberapa ruas jalan di Lebak.
Karenanya, sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung di HMI-MPO Lebak, meminta aparat penegak hukum (APH) untuk menindak tegas truk overtonase yang berlalu lalang dengan bebas setiap harinya di ruas jalan tersebut.
Menurut aktivis mahasiswa, kerusakan bebarapa ruas jalan disebabkan oleh maraknya kendaraan overtonase truk pengangkut pasir dan kendaraan lainnya, bukan kali pertama dikeluhkan masyarakat.
"Kerusakan yang terjadi lagi dan lagi di letak yang sama tentu sangat meresahkan dan mengganggu aktivitas masyarakat, pasalnya ini bukan pertama kalinya terjadi," ujar Muhamad Wahyu aktivis HMI - MPO Cabang Lebak, Kamis (25/2/2021).
Jalan rusak yang dikeluhkan masyarakat menurutnya PR besar bagi pemerintah. Mengingat tahun lalu, HMI-MPO cabang Lebak melakukan aksi demonstrasi jalan rusak di titik yang sama.
"Belum genap 1 tahun jalan diperbaiki tapi sudah kembali rusak parah. Ini adalah PR besar, tentunya kami mempertanyakan keseriusan dari pemerintah mengenai hal ini," katanya.
Menurut wahyu, rusaknya ruas jalan nasional itu disebut karena muatan truk pasir yang berlebihan. Sehingga harus ada beberapa pihak yang dilibatkan untuk mengatasi permasalahan ini.
Belum lagi kerusakan akibat truk pasir ini merambat hingga ke jalan pedesaan yang memang sudah banyak masyarakat mengeluhkannya.
"Truk-truk pasir yang sering lalu lalang adalah salah satu faktor mudahnya jalan rusak dan berlubang, belum lagi truk yang bermuatan berat apalagi ini adalah jalan yang sering digunakan masyarakat umum pula. Sudah selayaknya pemerintah mengatasi hal seperti ini demi kenyamanan masyarakatnya," ungkapnya.
Wahyu menambahkan, salah satu upaya yang harus diusakan yakni membangun Stock Pile terpadu. Stock Pile ini berguna untuk mengontrol tambang pasir. Sehingga, truk pasir yang kapasitasnya besar tidak nyelonong ke jalan Soekarno-hatta dan menyebabkan kerusakan.
"Perlu kinerja serius dari pemerintah baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam menyelesaikan hal ini. Menyediakan terminal induk pasir, misal untuk mengelola batas muatan yang diizinkan melalui jalur umum," tambahnya.
Wahyu juga meminta agar pemerintah berani menindak tegas supir truk yang melanggar aturan.
"Perlu tindakan tegas dari oemerintah atau petugas terkait bagi mereka yang bandel tetap nyelonong tanpa sadar akibat yang akan mereka lakukan," tandasnya. (Gun/TN1)