Kamis, 21 November 2024

Duh, Korban Penipuan Umroh Mirip First Travel Terjadi di Cilegon

Korban penipuan travel umroh saat meminta bantuan kantor advokat Esy & Go Cilegon. (Foto: TitikNOL)
Korban penipuan travel umroh saat meminta bantuan kantor advokat Esy & Go Cilegon. (Foto: TitikNOL)

CILEGON, TitikNOL - Korban penipuan travel umroh serupa kasus first travel ternyata terjadi di Kota Cilegon. Para jamaah umroh itu tertipu lantaran tak kunjung diberangkatkan oleh salah satu agen travel umroh.

Meski kasusnya mirip dengan kasus first travel, namun mereka tidak tahu menahu lantaran mereka mendaftar umroh dari salah seorang travel agent bernama Lina. Agen travel yang diduga menipu korban tersebut menggunakan CV Griya Amanah, sebagai perusahaan yang akan memberangkatkan ke tanah suci.

Salah seorang korban travel umroh, Ulailah Muhtar (44) mengatakan, dirinya mendaftar kepada Lina tahun 2014 lalu dengan biaya Rp17,5 juta. Ulailah dijanjikan berangkat umroh pada 2015. Namun janji itu tidak kunjung ditepati hingga saat ini.

"Saya daftarnya itu Rp17,5 juta terus nggak berangkat, saya pingin berangkat kata agen kalau mau berangkat tapi dipotong dulu uangnya," ungkapnya saat memberikan keterangan di kantor advokat Esy & Go saat meminta bantuan hukum, Selasa (29/8/2017) sore.

‎Ulailah menjelaskan, jika pemotongan dilakukan untuk memindahkan dari travel yang dipegang Lina ke agen travel lain agar bisa berangkat. Jumlah uang yang dipotong sebesar Rp2,5 juta. Namun setelah uang sejumlah Rp17,5 itu dikurangi, pemberangkatan juga tak kunjung terjadi.

Ulailah mengakui jika dirinya diminta uang lagi sebesar Rp6,5 juta dan dijanjikan berangkat pada bulan Mei 2015.

"‎Saya pun iya saja disuruh nambah itu, saya harus nambah lagi Rp6,5‎ juta," jelasnya.

‎Dia mengatakan, agen tersebut beralasan bahwa dirinya tidak melakukan penipuan tetapi travel yang menjadi tanggung jawab untuk memberangkatkan umroh bermasalah.

‎"Alasannya sih nggak nipu tapi travelnya bermasalah, tapi emang saya setor uangnya sama dia (agen)," keluhnya. (Ardi/red)

Komentar