SERANG, TitikNOL - Di Indonesia ada sebanyak 30 sekolah yang diduga terafiliasi kelompok Khilafatul Muslimin, tidak terdaftar dan tidak memiliki Nomor Statistik Pesantren atau Lembaga Keagamaan Islam, Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono beberapa waktu lalu.
Sebelumnya Lembaga survei Alvara Research tahun 2020 yang dipublikasikan oleh kepala BNPT pada Desember 2020 di Bali menemukan bahwa terdapat 12,2 persen atau hampir 30 jutaan penduduk Indonesia masuk dalam indeks potensi terpapar radikalisme. Dari jumlah tersebut, sebanyak 85 persen di antaranya adalah generasi milenial dengan rentang usia 20-39 tahun. Secara spesifik hasil survei menyebutkan bahwa sekitar 23,4 persen mahasiswa dan pelajar mengaku anti-Pancasila dan pro terhadap khilafah.
Menanggapi hal itu Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Serang, Deni Arisandi mengatakan perlu adanya penyadaran dan kerjasama dari semua pihak agar bisa menangkal semakin merebaknya faham yang bisa menghancurkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Radikalisme sangat membahayakan, karena bisa memecah belah bangsa dan NKRI. Bahaya laten kiri dan kanan jika dibiarkan tumbuh pesat di negara kita, NKRI tinggal menunggu cerita (bubar),” ujar Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Serang, Deni Arisandi, di ruangannya, Kamis (30/6/2022).
Menurut Deni, perlu danya upaya deteksi dini dari semua kalangan, agar faham radikalisme di Provinsi Banten tidak berkembang pesat. Menurutnya, lebih baik mencegah ketimbang mengobati, karena NKRI yang sudah diperjuangkan oleh para pejuang dulu harus bisa dipertahankan dan dikuatkan.
“Makanya harus disosialisasikan oleh pemerintah mulai dari atas hingga tingkat bawah, soal bahaya radikalisme dan dampaknya. Kami juga dari KONI selalu menginformasikan dan mensosialisasikan bahwa radikalisme harus dibabat habis,” kata Deni.
Salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh KONI Kota Serang untuk menangkal faham radikalisme menurut Deni yakni dengan memberikan ruang kepada masyarakat di bawah binaan KONI Kota Serang, untuk berkreativitas.
“Upaya yang sudah dan akan terus kami lakukan yakni mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga kepada masyarakat khususnya generasi muda. Hal ini menurut kami positif dan bisa menumbuhkembangkan kecintaan terdahap NKRI. Hal yang paling sederhana yang kami lakukan, di setiap event olahraga, kami selalu memasukan nuansa merah putih baik dalam pakaian olahraga ataupun spanduk-spanduk yang kita sebar,” tambah Deni.
Di sisi lain, Deni juga mengapresiasi kinerja dari TNI Polri yang sudah bekerja keras dalam menangkal merebaknya faham radikalisme di Provinsi Banten dan Kota Serang. Namun demikian, Deni juga meminta dukungan kepada masyarakat luas, agar turut serta membantu TNI Polri menangkal faham radikalisme.
“Pihak kepolisian dan TNI sudah maksimal menangkal radikalisme, tinggal adanya dukungan dari masyarakat kepada TNI Polri,” tukasnya.
Terakhir, Deni menghimbau kepada seluruh warga di Kota Serang dan Provinsi Banten, agar bisa sama-sama bertanggungjawab dan bekerja keras untuk menjaga keutuhan NKRI dan membasmi semakin merebaknya faham radikalisme. (*)