LEBAK, TitikNOL - Perbuatan tidak terpuji dilakukan seorang oknum Satpam RSUD Malingping berinisial AI kepada dua orang kurir perusahaan ekspedisi JNE Ekspress bernama Riyanto dan Deris, Sabtu (18/4/2020).
AI meminta uang dengan dalih Tunjangan Hari Raya (THR) kepada dua orang kurir tersebut saat keduanya mengantarkan barang dan dokumen - dokumen penting ke RSUD Malingping. Namun Al menolaknya dengan alasan kedua kurir JNE itu harus memberikan THR kepada dirinya.
Permintaan AI ditolak oleh kedua kurir JNE, karena alasan keduanya belum tentu mendapatkan THR dari perusahaan jasa pengiriman tempatnya bekerja.
"Tadi pagi sekitar jam 10, saya dan Deris nganterin paket ke RSUD Malingping. Tadinya sipaket emang udah biasa dititip di security RSUD, pas tadi pagimah datang Security entah itu siapa namanya bilang ke saya minta THR. Terus kata saya, loh kok bapak minta THR sama saya. Kan bapak juga kerja, saya saja belum tentu dikasih THR di kantor," tutur Riyanto alias Selop kepada TitikNOL.
Namun lanjut Riyanto, AI Satpam RSUD Malingping itu tidak terima mendapat penjelasan dan malah menghardik kedua kurir serta merebut kunci mobil milik perusahaan ekspedisi itu.
"Satpam itu marah, bilangnya kalau enggak ada THR tidak bisa dititipin paket di Satpam. Lalu kata saya kalau emang tidak bisa gampang saya tinggal bawa lagi paketnya. Eh malah dia marah - marah sampai ngambil kunci kontak mobil JNE secara paksa. Tapi kembali saya rebut," terang Riyanto.
"Apa pantas petugas keamanan minta upah atau THR dan menolak paket buat RSUD Malingling. Padahal paket itu paket-paket penting dan ada paket dokumennya juga," imbuh Riyanto menambahkan.
Dikonfirmasi terpisah, M Arif alias Ucok, Komandan regu (Danru) Satpam RSUD Malingping, mengaku sudah melakukan teguran terhadap AI.
"Ya itu sudah kita tanya, katanya itumah biasa aja bercanda. Kata saya udahlah kalaupun itu bercanda jangan dibiasakan. Lagian memang yang pertama hari libur, yang kedua sebenarnya security tidak boleh menerima, kecuali paket dokumen penting," terang M Arif.
Sebab kata M Arif, dulu sering terjadi lupa nitip apalagi kalau ganti Shift. Selain itu, M Arif mengaku belum dapat memberikan sanksi tegas terhadap AI sabagai anak buahnya tersebut.
"Soal sanksi belum kita berikan, karena itu persoalan tidak bisa sepihak. bisa saja pengaduan sepihak berbeda, makanya masih saya tanya dulu kebenarannya kepada anggota Security apa yang sebenarnya terjadi sampai ada di medsos. Kesimpulannnya, kita masih mendesak pihak kami benar enggaknya. Apa yang sebenarnya terjadi, sebab bisa ucapan atau tulisan beda dengan kejadiannya. Kira-kira begitu, bang," tukas M Arif. (Gun/TN1)