LEBAK, TitikNOL - Polres Lebak berhasil mengungkap video puluhan orang yang mengaku santri dari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang viral di Medsos.
Pelaku pembuat video tersebut adalah sebagian alumni salah satu Ponpes Salafi di wilayah Kecamatan Rangkasbitung.
"Memang benar pada tanggal 5 Mei 2019, pukul 01.15 WIB, kita sudah melaksanakan penyelidikan terhadap para pelaku yang ada di video yang beredar dan memang betul para pelaku ini sebagian alumni dan santri di Ponpes Salafi Bani Safilin, Kampung Salahaur RT01/RW09, Kelurahan Cijoro Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak," ujar Kompol Adrian Tuuk, Kabag Ops Polres Lebak kepada awak media, Senin (6/5/2019).
Menurutnya, dalam pernyataan di video yang beredar di Medsos itu diakui oleh pimpinan Ponpesnya dan kejadian itu terjadi pada saat acara kelulusan santri di Ponpes Bani Safilin.
Baca juga: Polisi akan Selidiki Video 'Santri di Lebak Siap Perang' yang Viral di Medsos
Berdasarkan keterangan dari pimpinan Ponpes, lanjut Adrian, bahwa itu merupakan pernyataan sikap dari santri atau alumni santri sebagai suatu ekspresi apabila di dalam pelaksanaan Pemilu Pilpres 2019 terdapat kecurangan.
Namun sampai saat ini kata Adrian, diketahui bersama untuk Pemilu berjalan aman, lancar dan tidak ada permasalahan baik di Kabupaten Lebak maupun di provinsi - provinsi lain.
"Jadi ini hanya bentuk ekpresi, bukan bentuk ancaman dan lain sebagainya," katanya.
Disinggung soal pernyataan puluhan orang santri tersebut dianggap meresahkan atau tidak, Adrian mengatakan, walaupun ada pernyataan sikap atau ekspresi dari alumni atau para santri, namun tidak ada menimbulkan keresahan di masyarakat.
Karena kata Adrian, Pemilu berjalan sesuai tahapan. Saat ini saja pleno ditingkat kabupaten sedang berjalan dan nanti akan lanjut ke tingkat provinsi.
"Sampai saat ini tidak ada kita menemukan kecurangan, baik itu dari pihak penyelenggara KPU dan Bawaslu. Kami dari Kepolisian terus mengawal proses Pemilu ini, sampai ditingkat provinsi khususnya di provinsi Banten agar tidak ada permasalahan. Baik itu permasalahan di TPS, PPK dan kabupaten maupun ditingkat provinsi," tuturnya.
Sementara itu, Adrian menyebut terkait kasus video tersebut, belum ada pihak yang dilakukan penahanan karena masih dalam penyelidikan.
"Sementara dalam lidik, karena tadi saya katakan bahwa sebagian adalah alumni santri. Tapi kita masih memintai keterangan pihak-pihak," pungkasnya. (Gun/TN1)