Sabtu, 23 November 2024

PT SRI Siap Beroperasi di 2018

Suasana Media Gathering yang digelar PT Chandra Asri Petrochemical di salah satu hotel di Anyer, Kabupaten Serang. (Foto: TitikNOL)
Suasana Media Gathering yang digelar PT Chandra Asri Petrochemical di salah satu hotel di Anyer, Kabupaten Serang. (Foto: TitikNOL)

CILEGON, TitikNOL – Pembangunan Pabrik PT Synethetic Rubber Indonesia (SRI) di Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, sudah mencapai 32 persen. Perusahaan patungan PT. Chandra Asri Petrochemical (CAP) dengan perusahaan asal Perancis, Compagnie Financiere Michelin itu kini sudah menyelesaikan beberapa bagian konstruksi pada pabrik yang akan memproduksi karet sintetis tersebut.

Hal itu diungkapkan Direktur SDM dan Administrasi Korporasi PT CAP, Suryandi.

“Untuk progress keseluruhan sudah mencapai 32 persen, itu terhitung sampai Juni 2016. Untuk Kontrak EPC diberikan kepada Toyo Engineering dan IKPT per Juni 2015 ,” jelas Suryandi, dalam Media Gathering di salah satu hotel di Anyer, Kabupaten Serang, baru-baru ini.

Dikatakannya, dari beberapa pekerjaan yang telah terselesaikan untuk dibangun, diantaranya pengerjaan drainase dan beberapa fasilitas sementara yang ada di pabrik. Untuk konstruksi lainnya kini tengah dalam proses pemasangan.

“Kalau untuk pembangunan rak pipa, pekerjaan konstruksi sipil struktur, pemancangan bangunan, hingga kini sedang berlangsung,” ujarnya.

Setelah konstruksi selesai, lanjut dia, pabrik yang akan menghasilkan karet sintetis itu sudah mulai beroperasi di 2018. Untuk mendirikan pabrik tersebut, PT CAP mengucurkan dana sebesar 54 Miliar US Dollar.

PT. SRI sendiri merupakan pabrik perluasan dari PT CAP yang direncanakan akan memproduksi 100 ribu ton ethylene. Dimana keberadaannya untuk memperluas kapasitas produk etylene PT CAP sebesar 860 ribu ton.

“Insha Allah target operasi pada 2018 dapat tercapai. Kita tahu kalau CAP punya porsi kepemilikan saham 45 persen. Dengan dioperasikannya pabrik itu, kita dapat mengefisiensikan produk kita,” jelasnya.

Ditempat yang sama, peneliti dari Indef, Imanuddin Abdullah mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberlangsungan ekonomi nasional. Baik itu percepatan pembangunan maupun perlambatan dipengaruhi oleh keberadaan dari industri salah satunya PT CAP sebagai perusahaan yang menyokong komuditas petrokimia.

Ditambahkannya, keberlangsungan usaha Industri Petrokimia seperti PT CAP, PT SRI dan perusahaan lain di Indonesia sangat bergantung oleh tiga faktor. Salah satunya, perusahaan petrokimia perlu mempertimbangkan dengan akurat penetapan harga komoditas yang ditawarkan di pasar.

“Jadi, industri petrokimia itu sangat dipengaruhi oleh tiga hal penting untuk keberlangsungan usahanya. Salah satunya harga komoditas. Prospek harga komoditas ini sangat penting. Bila tepat, kecenderungannya produktifitas meningkat dan pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami peningkatan,” terangnya. (Ardi/Quy)

Komentar