Jum`at, 22 November 2024

Rano Karno: Pilkada 2017 Harus Dirayakan dengan Gegap Gempita

Gubernur Banten Rano Karno didampingi sejumlah petinggi pemerintahan Provinsi Banten, saat membuka acara jalan sehat di Alun alun Barat, Kota Serang, (3/8/2016). (Foto: TitikNOL)
Gubernur Banten Rano Karno didampingi sejumlah petinggi pemerintahan Provinsi Banten, saat membuka acara jalan sehat di Alun alun Barat, Kota Serang, (3/8/2016). (Foto: TitikNOL)

SERANG,  TitikNOL - Gubernur Banten Rano Karno, membuka acara jalan sehat dalam launching Pilkada Banten 2017, di Alun alun Barat,  Kota Serang, (3/8/2016).

Pada acara tersebut, Rano Karno yang didampingi Ketua KPU Banten Agus Supriatna, Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah,  Kapolda Banten Brigjen Pol Ahmad Dofiri, Sekda Banten Ranta Soeharta dan Tb Haerul Jaman,  pun mengikuti jalan sehat.

Dalam sambutannya, Rano ingin masyarakat menjauhkan diri dari kebencian kepada sesuatu, seseorang ataupun kaum,  karena sebagai umat Islam telah tertera dalam Al-Quran, di Pilkada nanti.

"Kita telah diisyaratkan dalam Al Quran merupakan pintu keadilan. Obyektivitas pupus sekonyong-konyong karena itikad buruk bisa mengelabui kejernihan hati dalam menegakkan kebenaran. Jadi, Jangan sampai setitik dengki dan hasad di dalam benak meluluhlantakkan persaudaraan hanya karena kepentingan sesaat,” kata Rano Karno.

Lanjut Rano,  dalam pemilu, kemajemukan pandangan dan pilihan adalah perihal yang lumrah. Pemilu harus dipahami sebagai ruang kontestasi kebaikan. bukan ajang untuk saling memburuk-burukkan. 

Apalagi, Banten adalah wilayah yang kosmopolismenya berlangsung sejak lama. Masyarakat sudah terbiasa merayakan kemajemukan itu dengan penuh rasa syukur. 

Cara-cara yang tak patut sudah sejak lama harus ditanggalkan karena keadaban sebagai manusia kerap kali diukur oleh sejauh mana seseorang masih mampu menegakkan akhlaq mulia dengan mereka yang tak sepandang.

Ia pun mengajak masyarakat untuk melaksanakan pilkada 2017 dengan rasa syukur dan toleransi.

"Mari, rayakan kemajemukan itu dengan gegap gempita. Dengan cinta, bukan dengan kebencian. Dengan tasamuh dan toleransi, bukan dengan rasa takut yang mencekam," pungkasnya. (Meghat/rif)

Komentar