Jum`at, 22 November 2024

Ribuan Kilogram Daging Celeng Dimusnahkan BKP Kelas II Cilegon

Sebanyak 2.806,4 kilogram daging celeng dan 770,5 kilogram gulma akan dimusnahkan BKP Kelas II Cilegon. (Foto: TitikNOL)
Sebanyak 2.806,4 kilogram daging celeng dan 770,5 kilogram gulma akan dimusnahkan BKP Kelas II Cilegon. (Foto: TitikNOL)

CILEGON, TitikNOL - Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon memusnahkan daging babi hutan (Celeng ) dan organisme penggangu tumbuhan karantina (OPTK) berupa gulma, Kamis (30/3/2017) pagi.

Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar menggunakan tungku pembakaran (Incinerator) yang yang di Instalasi Karantina Hewan BKP Kelas II Cilegon.

Sebanyak 2.806,4 kilogram daging celeng yang dimusnahkan ini, merupakan hasil tangkapan petugas Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Merak yang diserahkan kepada petugas karantina pada awal Oktober 2016 yang lalu di Pelabuhan Merak.

Untuk mengelabui petugas, pelaku menutupi daging celeng yang akan diselundupkan tersebut dengan jerami kering serta membawa dokumen bermuatan buah semangka dengan menggunakan truk colt diesel nomor polisi BE 9123 GJ dari Lampung dengan tujuan Tangerang.

Adapun gulma sebanyak 770,5 kilogram yang dimusnahkan merupakan hasil rotasi (Pemisahan) biji gandum impor asal Australia milik dua perusahaan pengelolaan tepung gandum di kawasan Cilegon. Namun berdasarkan hasil uji laboratorium, gandum membawa biji gulma jenis Asphodelus fistulosus.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51Tahun 2015 bahwa gulma tersebut termasuk OPTK A1 atau belum ada di Indonesia. Maka dengan itu pemusnahan ini dilakukan untuk mencegah berkembangbiaknya. Apalagi, gulma di Indonesia yang dapat menyebabkan kehilangan hasil sekitar 42 persen pada tanaman budidaya seperti jagung, tebu, tembakau, kubis, jeruk dan tanaman lainnya.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, Heri Yulianto mengatakan, pihaknya akan terus memperketat pengawasan dan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait. Terutama dengan karantina yang ada di daerah lain sebagai langkah untuk mengantisipasi adanya penyelundupan daging celeng tersebut.

Soalnya, daging celeng tersebut sangat berbahaya terutama dari aspek kesehatan mengingat daging celeng yang dapat menjadi media pembawa penyakit, parasit, cacing pita, bakterial hingga toksoplasma yang dapat mengakibatkan gangguan pada kandungan.

"Perlu diketahui daging celeng ini sangat mirip dengan daging sapi, maka nya kalau orang awam tentu sangat sulit membedakannya. Seratnya yang lebih tinggi dan kasar. Dan bau yang dikeluarkan pun sedikit apek, beda dengan daging sapi yang cenderung amis," jelasnya. (Ardi/Rif)

Komentar